INI NYALI
Bismillah…
-sedang mengumpulkan nyali biar tetap meyakini-
Kadang ketakutan itu merajalela,
merenggut ia yang bernama keyakinan dan menghapuskan harap yg telah
tumbuh kuat mengakar. Namun kalau kita paham, bahwa di setiap
kebahagiaan yang tercipta, selalu saja pengorbanan itu ada, maka tak
pernah ada namanya keinginan untuk berhenti, keinginan untuk mengatakan “cukup sampai disini…”, keinginan untuk sekedar menerjemahkan “haruskah aku benar-benar melangkah ?”.
Itu namanya ketakutan, ketakutan yang dimiliki para pengecut yang tak
mampu berjuang, atau kasarnya, sebenarnya ia tak PUNYA NYALI.. Ia hanya
tak berani berkompromi dengan keterbatasan, ia hanya tak berani untuk
mendiskusikan hal-hal yang sudah dianggap tabu, padahal pada dasarnya,
Tuhan tak pernah mengatakan itu terlarang. Jadi persoalannya hanya soal
NYALI. Yang beranilah yang akan menang, yang beranilah yang akan
senantiasa terpelihara semangatnya.
Maka porsi pengorbanan dan nyali juga
harus selalu di uji dengan tantangan. Semakin besar tantangan yang ada,
semakin butuh pengorbanan pula yang besar. Dan jangan ditanya soal
NYALI, justru ia dibutuhkan lebih dari yang direncanakan. Hanya saja,
ada sebuah janji agung bagi para pejuang. Janji tersebut adalah
KEBAHAGIAAN. Ada kebahagiaan yang telah di hikayatkan dalam kitab suci
tentang perjuangan yang selalu berakhir dengan kenikmatan, juga tentang 2
kemudahan yang selalu hadir bersama 1 kesulitan. Itu rumus LINEAR-nya,
tapi bagi Allah, tak ada yang tak mungkin. DIA bisa melipatgandakan apa
yang kau dapat, atau bahkan melemparkanmu dalam lumpur kehinaan sebagai
bentuk balasan atas kelalaian dalam berjuang.
Maka kalau kita berbicara soal NYALI.
Yang paling berhak untuk dipunyai adalah mereka yang bernama LELAKI.
NYALI yang tumbuh bukan karena KEBODOHAN, tapi KEPAHAMAN. NYALI yang
hadir bukan karena kemampuan dan keinginan semata, tapi juga KESANGGUPAN
dan KESIAPAN yang membersamainya. Dan sebenar-benarnya keberanian,
adalah keberaniaan yang hadir karena sebuah alasan yang agung. “INI UNTUK ALLAH..”.
Lalu apakah yang mebuat kita mundur sedangkan janji-janji yang terpatri
dalam do’a dan sujud kita adalah keinginan untuk menyempurnakan
penghambaan kita kepada Allah ? Jika kehadiran TUHAN adalah segalanya,
maka janganlah takut untuk mengambil keputusan-keputusan besar selagi
kau niatkan untuk menyempurnakan akhlaqmu, kau kokohkan jiwamu untuk
menjemput ridho dan ketentuan yang telah digariskan-Nya. Ini keberanian
dan kepunyaan NYALI yang harus kita miliki. Kita punya NYALI untuk
berani berkorban menuju-Nya, berani bersusah payah untuk menyempurnakan
kecintaan kita kepada Allah, sungguh, tak ada keberanian yang sempurna,
sebelum ia tergenapkan dengan keinginan yang kuat bersama-Nya.
Bersiap-siaplah, bagi anda yang ingin mengenal-Nya, selalu siapkan keberanian yang terbaik untuk melangkah.
Taipei, 7 Juni 2011-sedang mengumpulkan nyali biar tetap meyakini-
~ Yuauf Al Bahi ~
Komentar