HUKUM KARMA dan RAHASIA KEHIDUPAN MANUSIA
Hukum karma
Ini adalah hukum perbuatan dan
akibat, yang pada intinya setiap perbuatan ada akibatnya (perbuatan dating dari
kesadaran kemauan) dan ini hanya ada pada manusia, karma hanya berlaku pada
manusia, tetapi merupakan hokum alam yang memang harus ada, secara umum, hokum
karma dapat dibagi sebagai berikut :
- Karma perbuatan baik, yaitu bila seseorang melakukan perbuatan baik maka akan dihormati dan disegani oleh orang lain
- Karma tidak melakukan perbuatan baik, yaitu orang hidup menyendiri, tidak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang sekitar
- Karma kejahatan, yaitu tindakan dari orang yang menjadi beban dan berbuat jahat terhadap orang lain sehingga dia dibenci dan dihina orang lain
- Karma keluarga atau kelompok, yaitu karma yang dibentuk oleh kebiasaan atau adapt istiadat, ini dimiliki keluarga, suku atau suatu bangsa dan Negara.
- Karma pribadi dibagi lagi ke dalam 3 bagian, yaitu :
- Akibat segera yang tidak dapat dicegah lagi disebabkan oleh tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sekaran, disebut karma Prarabdha
- Penumpukan keinginan akibat pengalaman yang akibatnya masih dapat diubah oleh karma, disebut karma Sancita
- Perbuatan masa kini yang berakibat pada kehidupan di masa yang akan dating atau Kriypmana
Jadi karma adalah merupakan Evolusi
dari jiwa kebinatangan manusia Bebrapa waktu setelah meninggal, manusia tetap
harus menanggung akibat perbuatannya. Bila waktu kelahirannya kembali tiba maka
bayangan pikiran yang diciptakan sebelumnya akan membentuk dirinya sesuai hokum
karma. Wajahnya akan terbentuk sesuai perbuatannya terdahulu, dan akan
menentukan sifat, temperamen, bakat, dan kepribadian baru setelah kelahirannya,
bahkan perbuatannya terdahulu ikut menentukan dilingkungan seperti apa dia akan
hidup. Hukum karma membuat manusia sadar bahwa dia tidak menjadi boneka dari
nasib yang tidak menentu, dan mengajari manusi untuk menggunakan suara batinnya
untuk mendapatkan kebahagiaan. Tuhan mengatur hokum alam yang berlaku untuk
semua, termasuk yang ada dalam diri manusia, pada manusia ada kebebasan untuk
memakai anugerah kekuatan dari Tuhan untuk dipergunakan dengan baik atau buruk
dan disamping itu manusia akan dilindungi oleh malaikat dari 8 bahaya, dimana
tanpa pertolongannya manusia dapat terjerumus ke dalam bahaya, manusia juga
telah dilengkapi dengtan suara batin (budhi) yang akan memperingatkannya apabila
hendak berbuat jahat
(6) Ilmu Rahasia
Dalam mempelajari Ilmu rahasia
harus dibiasakan tenang dalam segala keadaan yang dilihat, didengar, atau
dirasakan. Rasa tegang rohaniah ataupun badaniah akan menyebabkan hilangnya
magnetisme pribadi atau daya pikirnya
Kekuatan daya piker manusia akan
tampak bila seseorang melakukan tindakan dengan penuh keyakinan, bila seseorang
melakukan tindakan sembunyi-sembunyi maka sebuah aliran dingin akan keluar dari
otak melalui syaraf-syarafnya, hal ini akan membuat tubuh tidak mengikuti
perintah otak. Bila manusia berbuat baik maka aliran hangat akan keluar dari
otaknya dan melalui syaraf akan mempengaruhi keseluruh badan, dan hasilnya
pipinya berubah kemerahan dan matanya menyinarkan sinar percaya diri. Alam
semesta menyatu dengan Aku yang Tinggi, disebabkan hokum getarannya maka alam
menjadi obat penyembuh terhadap niat buruk dan keinginan Aku yang rendah. Cara
terbaik mempelajari dan melatihnya adalah dengan menaruih perhatian pada orang
lain berdasarkan Keadilan dan Kejujuran, menolong orang lain dengan itikad
baik, karena dengan begini maka Aku tertinggi tengah menolong dengan kuat si
manusia tersebut, bahkan untuk masalah sesulit apapun maka orang tersebut akan
bisa menyelesaikannya. Syarat utama dalam mempelajari ilmu rahasia adalah
mengarahkan buah pikiran ke satu tujuan baik dan pikirannya harus terpusat
(konsentrasi).
(7) Kekuasaan Rahasia
Asal Muasal Kehidupan
Ilmu rahasia berasal dari Nabhas
Tala yaitu, tempat dimana benda-benda langit bergerak, tidak ada permulaan,
tidak ada akhirnya, sesuatu yang tidak terjangkau, dan akan ada selam-lamanya.
Dalam ruanagn ini ada sesuatu yang kekakl, taka dapat diduga dan tanpa batas,
yang berkuasa dan bekerja sebagai kekuatan abadi, yang mengetahui semuanya dan
penyebab semua yang ada, dan yang berada di luar jangkauan manusia. Inilah yang
disebut Tuhan
Alam semesta berasal dari Adi
Tattwa, kekuatan dasar penciptaan alam semesta, masa penciptaan alam semesta
berasal dari Sat, yang melahirkan Anupadaka Tattwa, atau asal Dzat roh yang
merupakan ikatan antara Dzat roh dan debu. Dari Anupadaka Tattwa terjadi 5
kekuatan alam yang besar, yaitu Akasha Tattwa, yaitu Dzat aether yang
memberikan bunyi, Wayu Tattwa atau Dzat aether berupa gas, Teyas Tattwa atau
Dzat aether yang memberikan terang, pas tattwa atau Dzat aether yang cair, dan
Prithiwi Tattwa atau aether yang padat. Dalam setiap Tattwa terdapat 7 jenis
karma yang menghasilkan 49 kekuatan alam. Dari 49 kekuatan ala mini terjadi
lagi 2400 kekuatan lagi dan tergantung dari keadaan Dzat alam, benda langit dan
semua yang berada disana, juga manusia, binatang, tumbuhan, logam, batu berasal
dari tattwa dan akhirnya akan kembali ke tattwa. Kerja sama dari 5 Tattwa
menhasilkan Prana sebagai asal muasal kehidupan. Pda permulaan kehidupan di
bumi terdapat 60.000 juta makhluk halus berupa manhusia dan 330 juta makhluk
alam.
Makhluk halus manusia akan selamnya
berada di dunia sebagai orang dan bayangannya atau sebagai setan sesuai keadaan
yang dimungkinkan, sedangkan makhluk halus alam akan menjaga bumi dan
bayangannya sesuai keadaan dirinya sebagai penjaga.
Karena pengaruh kerja dari 5 Tattwa
pada Prana, terjadilah 10 kumpulan kekuatan, kekuasaan dan kemampuan yang
memberi kekuatan hidup dan kemampuan gerak pada tubuh yang hidup. Hukum evolusi
perkembangan tiap makhluk akan berjalan dari logam atau batu hingga
tumbuh-tumbuhan, dari tumbuhan hingga binatang dan dari binatang hingga manusia
dari manusia hingga roh. Pemimpin roh tertinggi disebut juga sebagai malaikat
yang membantu Tuhan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini. Perbedaan
antara malaikat dan manusia sangatlah jauh, sama dengan perbedaan manusia pada
tingkat yang paling rendah dengan binatang.
Wilayah Alam Semesta
Terdiri dari 3 wilayah besar, yaitu
daerah kehidupan yaitu daerah kita hidup, daerah astral daerah peralihan dimana
badan halus manusia yang sudah meninggal masih melekat pada rohnya dan daerah
halus yang merupakan tempat berdiamnya para roh.
Mereka yang hidup di daerah astral
dapat memperlihatkan diri dalam daerah halus, juga mereka yang hidup di daerah
kehidupan juga dapat memperlihatkan diri di daerah halus karena manusia
memerlukan zat-zat “roh halus” dalam perkembangan jiwanya. Daerah halus
dinamakan “yang ada”, daerah astral dinamakan “daerah antara”, sedangkan daerah
kehidupan dinamakan “alam yang kelihatan” dan daerah kehidupan dan astral
dibagi lagi masing-masing ke dalam 3 daerah sehingga akan terdapat 7 bagian.
Daerah Kehidupan
Dalam daerah ini terdapat beberapa
kelompok tata surya, yang terdiri dari 7 kelompok yang mengelilingi 1 matahari
sebagai pusat, satu peredaran mengelilingi matahari kita lakukan dalam 31.200
tahun matahari.
Tiap tata surya terdiri dari 7
kelompok planet, tiap kelompok planet terdiri dari anak planet dalam formasi
yang sama dan lapisan uap yang mengelilinginya. Tata surya terdiri dari
planet : Merkurius dan Bumi sebagai kelompok yang paling tidak berkembang,
Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Planet beredar mengelilingi
matahari sebagai pusat, terganutng dari jarak terhadapnya.
Planet-planet menerima kehidupan dan
kekuatan serta penerangan dari matahari, akan tetapi kehidupan alam tidak hanya
tergantung pada matahari, tetapi saling tergantung satu sama lain. Masing
–masingplanet dihuni oleh makhluk yang berbeda-beda perkembangannya, tiap
planet dinamakan “naraka” yaitu tempat perkembangan. Dan planet yang tidak
berkembang adalah planet yang dikelilingi oleh 7 bola (lingkungan kehidupan)
yang karena hokum alam berada di seputarnya. Bola yang dimaksud ini adalah
lingkungan kehidupan makhluk dan dari 7 bola ini hanya satu yang diterangi
matahari, sedangkan 6 lainnya berada dalam kegelapan atau daerah bayangan
sehingga tidak kelihatan. Planet-planet yang paling tidak berkembang mempunyai
lapisan udara yang kasar sekelilingnya dan dihuni manusia yang baru mengalami
perubahan dari binatang menjadi manusia.
Angka 108
Planet-planet yang lebih berkembang
hanya terdiri dari satu bola yang di beri penerangan oleh matahari, dan
planet-planet ini mempunyai lapisan udara yang lebih halus dan dihuni oleh
manusia yang dulunya pernah mendiami planet –planet yang tidak berkembang
tetapitelah mengalami kemajuan. Semakin mengalami kemajuan manusia akan
mendiami planet dengan lapisan udaranya lebih halus dan lebih baik keadaannya,
alam semesta di bentuk sesuai rencana yang sudah tetap , diatur dan ditata oleh
hokum-hukum umum.
Ukuran lingkar sebuah planet adalah
108, dan ditata surya kita bila diameter bumi dikalikan 108 kita akan
mendapatkan diameter matahari, apabila angka yang didapat dikalikan dengan 108
maka kita akan mendapat jarak antara bumi dan matahari, bila mana diameter dari
bulan dkalikan 108 maka kita akan mendapatkan jarak dari bumi ke bulan.
Susunan dari semua yang berada dalam
tiap planet, juga susunan tubuh manusia dan susunan tubuh binatang berdasar
perbandingan dari 1:1.618 yang dinamakan “kecil” dan “besar”, oleh karena itu
kita mengenal jagad besar dan jagad kecil, perbandingan ini akan kita dapat di
alam dari ukran yang paling kecil hingga ukuran paling besar di dunia ini.
Kekuatan Penciptaan
Kekuatan penciptaan mengikuti
dalil-dalil yang tetap, ukuran itulah yang telah membentuk alam yang ada
sekarang ini. Meskipun demikian, kekuatan saja tidaklah cukup untuk membentuk
ini semua maka dari itu diperlukan kemauan yang dituntun oleh kecerdasan untuk
menggerakkan kekuatan itu. Kekuatan kemauan adalah kekuatan dasar yang dapat
membuat semuanya terjadi, kemauan dan kecerdasan hanya dapat terwujud oleh
sesuatu yang mempunyai kekuatan, kemampuan, dan daya tertinggi. Kekuatan
kemauan dan kecerdasan yang juga mengatur alam semesta berasal dari tuhan Sang
Pencipta, yaitu kekuatan Tuhan yang terdapat dimana-mana yang tidak mengenal
waktu dan tempat, dan setiap planet diciptakan pada waktu dan kedudukan serta
gerak yang teratur terhadap yang lain .
Tiap makhluk yang diciptakan, bahkan
batu telah diisi dengan kekuatan tersebut, tiap mahkluk dimana kekuatan Tuhan
berada, akan hidup kekal, kematian hanyalah proses berkembang dan beralih.
Hukum Pantulan
Dari hasil kerja 5 Tattwa terhadap
Prana , yaitu permulaan kehidupan akan terjadi hokum pantulan atau persamaan.
Semua planet, segala benda dan keadaan diatas planet, cahaya, bunyi, penciuman,
dan semua perbuatan serta pikiran manusia yang berada di daerah kehidupan akan
dipantulkan ke dalam daerah astral dan daerah halus. Pantulan atau persamaan
ini merupakan pancaran yang tidak tampak, atom-atom yang bila sampai ke daerah
astral dan daerah makhluk halus akan memadatkan diri menjadi bentuk, seolah
ketika mereka masih hidup, yang dapat diraba ataupun dipegang oleh makhluk
halus dan jin-jin atau malaikat.
Oleh karena itu, dunia astral dan
dunia makhluk halus terdiri dari planet-planet astral dan planet-planet halus
dengan segala isinya, seperti gunung, bebtauan, sungai, tumbuhan dan semua
benda serta peralatan yang sama seperti masih berada di dunia. Planet yang
kurang berkembang disebabkan pantulannya di dunia keastralan akan membentuk 7
bola yang sama dengan 7 bola di alam kehidupan. Bola-b ola yang memantulkan ini
semua dikenai cahaya matahari dan mempeunyai lapisan udara yang lebih halus
dari bola-bola kehidupan. Bola-bola ini merupakan hunian dari roh-roh halus
atau neraka-neraka yang ada diatas dunia kehidupan (Kamaloka). Bola-bola ini
terletak dalam lingkaran dan ikatan dengan bola-bola dari kehidupan berdasarkan
hokum alam dan juga dari jalan astralnya. Planet-planet yang kurang berkembang
memiliki pantulan ke dunia astral dan terus memantul ke dunia halus, akan
tetapi untuk planet yang berkembang, hanya ada stau planet besar yang memantul
ke dunia astral, lainnya langsung memantul ke dunia halus.
Daerah kelangitan
Dalam dunia halus, pantulan dunia
kehidupan akan membentuk 7 daerah kelangitan yang dinamakan “Swarga”. Pantulan
planet yang berkembang dari tiap kelompok, yang juga mempunyai lapisan udara
yang lebih halus terletak di daerah langit ke 7(tujuh), yang perkembangannya
kurang akan diletakkan didaerah langit ke 6, dan begitu seterusnya hingga
pantulan dari planet yang itdak berkembang dari tiap kelompok akan terletak
didaerah langit pertama.
Tiap benda atau sesuatu pada planet
yang paling tidak berkembang dari tiap golongan dipantulkan ke dunia halus dan
daerah kelangitan hingga ke langit ke 7, sedang setiap benda atau sesuatu pada
daerah kelangitan yang lebih berkembang hanya dipantulkan di daerah kelangitan
hingga ke langit ke 7. Juga dari benda atau sesuatu yang dulunya pernah ada,
namun musnah atau tidak terpakai lagi masih terdapat pantulan-pantulan
cahayanyayang tetap. Kekuatan dari pantulannya sedemikian kuatnya sehinggas
tiap bekas benda yang musnah masih secara nyata di pantulkan pada benda-benda
sekelilingnya yang ada sehingga tampak oleh roh-roh yang ada dan juga yang
tampak oleh manusia yang mempunyai penglihatan halus (astral)
Pantulan Buah Pikiran
Disebabkan hokum pantulan maka tiap
perbuatan atau pikiran dapat diibaratkan dengan batu yang dilempar ke permukaan
air yang membentuk lingkaran yang makin lama makin membesar, yang juga
menggetarkan udara yang di teruskan dari lapisan-ke lapisannya. Dikarenakan
oleh pikiran atau perbuatan maka aether mendapat tekanan yang diteruskan hingga
ke daerah astral dan daerah halus. Cermin pikiran dan perbuatan tersebut akan
ditampakkanpada sebuah kitab besar yang dinamakan Agna Sandhani dan membentuk
sebuah bayangan nyata dari pikiran dan pebuatan. Agna sandhani dapat dianggap
hasil penerapan hokum pantulan. Karena hukumini pula maka tiap perbuatan atau
pikiran ada akibatnya yang cepat atau lambat akan tampak dalam bentuk sekarang
atau yang akan datang dan akan mempengaruhi pada kelahiran kembali yang kelak
akan terjadi.
Tiap bunyi akan dipantulkan dan
menghasilkan bunyi yang sama dalam dunia astral dan dunia halus dan pantulannya
berakibat baik atau buruk, sebuah bunyi yang harmoni akan menghasilkan getaran
halus dalam atmosfir dan menciptakan suasana segar sekelilingnya, serta
berpengaruh kuat pada jiwa dan tubuh dari segala sesuatu yang hidup di muka
bumi ini. Benda yang dalam keadaaan membusuk akan dipantulkan dalam dunia
astral dan dunia roh halus dan akan membentuk atom-atom yang membentuk suatu
benda. Matahari dalam dunia kehidupan juga dipantulkan ke dunia astral dan roh
halus, tapi cahaya matahari di daerah astral tidak memberikan panas atau dingin
dan juga tidak ada pergantian siang maupun malam serta tidak begitu menyengat
seperti yang dalam dunia nyata ( segala sesuatu yang terjadi dalam alam
kehidupan dipantulkan kea lam lain dan menjadi suatu “benda’ dialam lain)
Bumi kita termasuk planet yang
disinari oleh matahari dan merupakan salah satu dari planet yang kurang
berkembangh. Bumi mempunyai lapisan udara paling kasar dan terdiri dari 7 bola
dimana hanya bumi yang diberikan cahaya oleh matahari , sedangkan bola
lainnya berada dalam kegelapan. Bentuk bumi semacam ini diperlukan untuk
perkembangan penghuninya, pantulan dalam daerah astral dari bumi dengan ke 6
bolanya yang lain terletak di sebelah kiri matahari. Diatas bumi merupakan
hunian dari 7 daerah roh halus yang disinari matahari, sedangkan pantulan dari
bumi terletak daerah roh halus di langit yang pertama.
Bumi dihuni oleh makhluk manusia,
disamping beberapa pemimpin roh tertinggi yang dikirim ke bumi untuk membimbing
manusia. Manusia yang baru mengalami perubahan dari binatnag ke manusia
(melalui proses kelahiran kembali) setelah kematiannya tidak dapat pergi ke
kelangitan sebelum berusaha meninggalkan kebinatangannya dan Rohilla
menjadimurni. Proses pemurnian ini berjalan berangsur-angsur di Naraka. Naraka
adalah bola atau lingkunga kehidupan yang posisinya “dibawah” lingkungan
kehidupan bumi. Setelah kematiannya roh manusia menjalankan kehidupan di neraka
“dibawah tanah” diaman ia akan belajar karena dipaksakan dan ketakutannya untuk
tidak jatuh lagi ke keadaan yang lebih buruk dalam mengekang nafsu
kebinatangannya.
Bila sudah mencapai kemajuan dalam
perkembangannya sehingga sadar bahwa nafsu dan kesenangan akan mencelakakannya
maka setelah kematian, rohnya akan berdiam di nerka diatas tanah atau dalam
dunia halus, dengan ini oikiran akan belajar untuk sukarela menhilangkan
keseluruhan nafsu kebinatangan, sehingga manusia bila mencapai tahap ini maka
akan dilahirkan kembali dalam pantulam bumi ke kelangitan yang pertama( Swarga)
Bumi dihuni oleh berbagai manusia,
pada tingkat yang paling rendah, yang dala warna, baud an secara kemakhlukannya
belum menanggalkan sifat kebinatangannya, bila dalam kehidupan selanjutnya
memperoleh kenajuan dia akan menempati sebuah lingkungan kehidupan kelangitan
yang pertama, setelah kematiannya dan mengalami kemajuan maka manusia akan
menempati planet di kelangitan yang kedua, ketiga, ini terjadi terus menerus
sampai pada kematian terakhir akan berada dalam bentuknya untuk mendiamai
“planet utama” yang terletak di langit ke 7 (tujuh), disini manusia sudah
mencapai tingkat sebagai roh tertinggi, pendidikan dari manusia dengan sifat
kebinatangannya hingga menjadi roh tertinggi memerlukan waktu berjta-juta tahun
Pengaturan Alam Semesta
Pengaturan bumi diserahkan pada
Prithu yang mengatur bumi sesuai dasar kelakiannya dan mempunyai istri yang
dinamakan Prithiwi yang mengatur sesuai sifat keperempuannya, didlam mengatur
dan melindungi manusia, Tuhan dibantu oleh berjuta-juta malaikat, segal tindak
tanduk dan kejadian pada manusia yang terpantul akan dilaporkan oleh malaikat
kepada Tuhan. Dalam mengatur alam, Maha tertinggi dibantu oleh malaikat alam
yang dinamakan Agni, Pawana, Waruna dan Kshiti yang berkuasa atas elemen api,
udara, air dan tanah, dan dalam pengaturannya mereka dibantu lagi oleh
berjuta-juta roh halus dengan pangkat atau tingkatan yang berbeda-beda yang
dinamakan Salamandala atau jin api, Gandaruwa atau jin udara, Apsara atau jin
air dan Yaksha atau jin tanah.
Naraka
Naraka bukanlah tempat hukuman
dimana manusia disiksa atau disakiti, karena naraka diperlukan utuk membentuk
manusia ke kehidupan yang lebih tinggi, dimana pembentukannya tidak dapat
dilakukan di daerah kelangitan karena tempat-tempat ini merupakan tempat dimana
alam semesta di kendalikan, manusia untuk pembentukannya akan dilahirkan
kembali.
Di bumi, manusia belum dapat menjadi
manusia dalam arti sebenarnya apabila tidak dapat meninggalkan nafsu
kebinatangannya, karena sifat ini akan menghalangi manusia untuk menikmati
kebahagiaan sebenarny. Alasannya adalah karena di bumi masih berlaku hokum
“siapa yang kuat”. Sebelum roh manusia dapat masuk dalam kelangitan pertama
yang ada di bumi, sifat tersebut harus di tinggalkan. Wilayah kehidupan di
daerah kelangitan hanya dapat di huni oleh roh yang semasa menjadi manusia
hatinya bersih.
(8) Naraka, Dunia Roh Halus dan
Swarga
Alam semesta terdiri dari 3 daerah
besar, yaitu daerah kehidupan, astral, halus. Daerah kehidupan adalah daerah
dimana kita hidup, astral adalah daerah peralihan dimana badan halus manusia
yang sudah meninggal masih melekat pada rohnya, alam halus adalah alam tempat
berdiam para roh, juga disebut daerah langitan atau swarga.
Dilingkungan bumi terdapat 2 wilayah
yang disebut sebagai kehidupan nyata yang berada pada bumi kitadan dan daerah
astral yang terbagi dalam Kamaloka dan Naraka. Naraka terbagi terdiri dari 7
bola (wilayah kehidupan) dan sesuai hokum pantulan, kamaloka juga terdiri dari
bola.
Bumi kita adalah bola 1 dilingkungan
naraka dan bumi ke 1 di kamaloka. Bola ke 1 di naraka adalah bumi yang menjadi
daerah kehidupan manusia. Bola ke 1 di Kamaloka adalah bumi kita juga, namun
wilayah astral tempat rohberbadan halus hidup. Jadi kedua bola ke 1 tersebut
adalah bumi, namun di wilayah kehidupan yang berbeda.
Diwilayah naraka, hanya bumi kita
disinari matahari pada siang hari. Bola-bola yang ke 2,3 dan 4 hanya sebagian
dapat penerangan dari matahari, sedangkan bola-bola ke 5,6,dan 7 selalu berada
dalam kegelapan.
Tujuh bola di lingkungan naraka
dinamakan neraka-neraka hidup, juga disebut neraka yang berada di bawah bumi.
Pantulan dari ke 7 bola tersebut ke daerah astral akan membentuk 7 bola lain
yang disebut bola-bola astral, yang karena hokum alam tidak saja terikat satu
sama lainnya, tetapi juga berhubungan dengan bola-bola di naraka. Bola-bola
astral ini bersama-sama membentuk satu bola yang dinamakan kamaloka (tempat
tinggal roh halus ), yang juga merupakan neraka, namun berbeda dengan nerka
yang berada di bawah bumi ( seperti gambar atas )
Jarak dari bola yang ke 1 dari
Naraka dan bola ke 1 dari kamaloka adalah jalan astral. Jalan ini juga
dinamakan jembatan Wot-agil-agil yaitu jembatan yang terdiri dari rambut-rambut
perempuan yang dipecahmenjadi 7 dan diikat kembali menjadi 1, dan ini adalah
jembatan bayangan dan ini bisa dianggap sebagai hokum alam yang akan membawakan
roh sesudah kematian badaniahnya menuju suatu bola yang sesuai.
Wilayah di Naraka
Lapisan-lapisan uap dari berbagai
bola di Naraka berbeda-beda, bumi atau neraka yang pertama mempunyai lapisan
yang paling kurang panas dan terhalus, yang sesuai untuk berbagai jenis manusia
hidup yang ada dib u,I, akan tetapi apabila dibandingkan dengan bola-bola lain
di kamaloka, bumi terlalu kasar, oleh karena itu sangat berat makhluk-mahkluk
halus untuk hidup di bumi.
Lapisan-lapisan uap dari 6 bola dari
naraka dibawah bumi lebih kasar dan lebih berat lagi, karenanya juga lebih
panas, oleh karena itu naraka dan kamaloka dibedakan dengan istilah neraka
panas dan dingin. Lapisan uap dari bola 2,3 dan 4 dari naraka mempunyai sifat
sedemikian rupa sehingga manusia hidup tidak akan dapat bertahan disan,
sedangkan lapisan uap dari bola ke 5,6 dan 7 sedemikian berat dan panas
sehingga manusia hidup akan langsung mati disana.
Ketujuh bola dari naraka diberi nama
Saptaloka (7 tempat tinggal), ketujuh bola (lingkungan hidup) diberi nama
secara berurut : 1. Jambu, 2. Kasha, 3. Plaksha, 4. Shamalia, 5. Krauntsha, 6. Shaka,
7. Puskhara. Ketujuh lapisan uap secara berurut dinamakan 1. Mahatala, 2.
Rahatala, 3. Atala, 4. Sutala, 5. Witala, 6. Tala-Tala, dan 7. Patala.
Setelah meninggalnya manusia, badan
halus (astral) dari badan jasad akan memasuki suatu tempat yang sesuai, apakah
ke lingkungan Naraka (dibawah bumi) atau kelingkungan kamaloka (kelangitan).
Neraka adalah tempat tinggal setan, iblis yang ketika masa hidupnya sebagai
manusia tidak baik. Karena takut jatuh ke lembah yang lebih dalam lagi maka
mereka memaksakan diri untuk mengekang nafsu, kesenangan, dan keinginannya.
Penyaringan di dalam narakan adalah dengan keadaan yang tidak menyenangkan
yaitu kegelapan yang mencekamatau panas yang menghancurkan. Dineraka tidak
penyiksaan terhadap roh jahat, roh yang masuk dalam neraka lama kelamaan akan
biasa, bakhan keadaan disana dapat lebih baik disbanding ketika masih hidup di
dunia. Ketika di dunia mungkin manusia yang memiliki roh tersebut hidup miskin,
sakit-sakitan, atau tidak mempunyai tempat tinggal
Lingkugan Kamaloka
Ketujuh bola dari lingkungan
kamaloka (kediamn roh) sesuai nomor urut ; 1. Lokantarika, 2. Mahakala, 3.
Ambarisha, 4. Raurawa, 5. Maharaurawa, 6. kalasutra, 7. Andathasamisra.
Bola-bola astral ini berbeda banyak dalam lapisan udaranya. Lapisan udara dari
bola ke 1,2,3 dan 4 tidak berbeda banyak dengan lapisan udara di bumi. Lapisan
udara dari bola ke 5 dan 6 lebih tipis, sedangkan lapisan udara dari bola ke 7
tidak berbeda banyak dengan lapisan udara dari lapisan udara pertama.
Semua bola dari kediaman roh halus
mendapat cahaya dari matahari, tempat kediaman ro-roh halus diperuntukkan bagi
roh-roh orang yang semasa hidupnya berlaku baik, disini mereka mendapat
kesempatan untuk melaksanakan pikiran dan niatnya, bahkan kesenangannya. Tempat
tinggal roh-roh halus dapat juga dianggap sebagai tempat belajar dari roh yang
sesuai dengan perkembangannya untuk melakukan pekerjaan di surga. Waktu dari
pendidikan dan waktu beberpa kali roh harus dilahirkan kembali sehingga cukup
untuk berdiam di lapisan pertama surga sangat bergantung dari kelakuannya
sebagai manusia sewaktu dilahirkan kembali secara berkali-kali. Juga berapa
banyak ilmu yang dapat di lakukan dalam beberapa kali kelahirannya.
Ilmu yang diserap dan pengalaman
yang didapat di dalam dunia roh halus akan dikembangkan lagi, oleh karena itu
manusia di bumi pada tiap kelahirannya akan diberi kesempatan untuk mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi, roh halus tidak perlu menjalani semua tingakat di
dunia roh halu. Sesuai perkembangan kebaikan dan ketaatannya akan ditempatkan
dalam bagian dimana ia akan berada. Roh halus yang melakukan perjalanan dari
bumi ke dunia roh harus melewati jembatan yang menghubungkan antara Naraka dan
kamaloka yang disebut wot agil-agil, karena roh badan astral sangat ringa maka
daapt melayang hingga mencapai dunia roh. Roh manusia yang masih hidup tidak
baik, yang separuh badan halusnya masih hidup, tidak sesuai untuk berdiam di
Kamaloka. Sesuai dengan bagian tubuhnya, badan halus akan menuju suatu
lingkungan di neraka yang lapisan udaranya sesuai.
Lingkungan Naraka
Lingkungan Naraka dibagi menjadi
enam bulatan yang hanya separo atau seluruhnya gelap, bentuk dan rupanya sama
dengan yang ada di bumi. Demikian pula bola (lingkungan) di kamaloka juga sama
dengan keadaan di bumi karena hokum pantulan, akan tetapi perbedaannya yang ada
di lingkungan kamaloka semuanya terbuat dari bahan astral.
Kehidupan di Naraka dibagi dalam 5
bagian dimana berdiam roh-roh dari bangsa putih, kunign, coklat, merah dan
hitam. Tiap bagian naraka dibagi lagi ke dalam bagian sesuai bahasa yang
berlaku dan dibicarakan. Selanjutnya tiap bagian Naraka dibagi lagi ke dalam
Negara, kota, kampong jalanan, daerah, dan lainnya, seperti ap yang terdapat di
bumi
Di dalam Naraka di bagi tumbuh
tanaman hidup, sedangkan dalam dunia roh halus tumbuh pepohonan astral, didalam
naraka terdapat gunung dan bukit yang sebenarnya, sedangkan di dunia roh halus
terdapat gunung gunung astral dan lainnya yang serba astral, semua tampak dan
dapat diraba, serta dapat dihuni oleh roh-roh halus yang tinggal di sana.
Tiap lingkungan dari neraka
dan dari roh halus dipimpin oleh roh tertinggi, yang dibantu oleh roh-roh
lainnya, roh yang meemrintah di naraka tidak tinggal disana karena di naraka
semua dikendalikan oleh hokum-hukum alam. Pengendalian naraka hanya melihat apa
yang terjadi dan mengatur kelahiran kembali.
Kamaloka
Kamaloka disebut juga daerah
kelangitan yang merupakan daerah yang memiliki gambaran seperti orang berdiri.
Langit dibagi dua bagian utama, yaitu langit bagian dalam atau “daerah arupa”
(langit dalam)dan langit bagian luar atau daerah “rupa’ (langit luar) adalah
bagian dengan bentuk. Daerah langit luar di bentuk serupa benda langit yang
terletak pada : 1. bagian kaki kiri, 2. bagian kaki kanan, 3. bagian lengan
kiri, 4. bagian lengan kanan. Bagian langit luar juga dinamakan langit depan
atau bagian pikiran, bagian langit dalam serupa bagian benda langit yang
terletak : 5. didalam perut, 6. di dalam dada, 7. di dalam kepala. Bagian
langit dalam dibagi lagi ke dalam 2 bagian yang terpisah, yaitu badan dan
kepala.
Mengenai lapisan udaranya di
tiap-tiap benda langit, benda langit ke 7 mempunyai lapisan udara yang sangat
tipis dan mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga para roh tertinggi dari
lingkungan (bulatan) kamaloka ke 1,2,3 dan 4 tidak dapat berdiam disana. Benda
langit ke 6 dan 5 mempunyai lapisan udara yang sama, namun banyak bedanya
dengan lapisan udara benda langit ke 7, daerah benda langit ke 4,3,2 dan 1
mempunyai lapisan udara yang sama, namun bila dibedakan dengan lapisan udara di
bagian langit ke 6 dan 5 menjadi kasar sekali.
Swarga
Bentuk badan manusia dari daerah
langit adalah contoh persamaan yang ada dalam Swarga atau surga, dimana
persamaannya adalah sedemikian eratnya dengan penataan alam semesta, dan hal
ini juga sama dengan gerakan badan manusia yang saling kerjasama dalam
melakukan suatu gerakan. Roh tertinggi utama dan roh-roh tertinggi yang ada
dalam ke 7 daerah langit dalam mengendalikan alam semesta mempunyai tugas
melaksanakan pekerjaan yang hamper sama dengan kerja dari anggota badan
manusia, dengan demikian para roh tertinggi yang berada dalam daerah “rupa”
mempunyai tugas mengatur alam semesta, dan roh tertinggi yang berada di daerah
“arupa” mengendalikannya.
Seperti juga di bumi, dimana para
pegawai ada yang menjalankan dan mengatur tugas administrative, para roh
tertinggi di di ke7 daerah langit menjalankan pemerintahan. Tuhan dan para
malikat utama mempunyai tempat di langit yang ke 7. Kuasa, langit, dan malaikat
bawahannya mempunyai tempat di jantung dan paru-paru, yaitu di dada atau daerah
langit ke 6, tempat didaerah langit yang diumpamakan jantung dan paru-paru
mendapat nama khusus yaitu “Suralaya”.
Pembagian kerja di dunia kelangitan
juga sama dengan di bumi, perbedaannya hanyalah bahwa di daerah langit (surga)
tidak ada perbedaan status dan kepangkatan. Tiap tempat di bagi ke dalam
kelompok yang tidak terhitung jumlahnya. Tiap kelompok dibagi lagi ke dalam 7
kumpulan dan tiap kumpulan terdiri dari roh tertinggi yang mempunyai kesengan
yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok dan kumpulan-kumpulan ini mempunyai bentuk
manusia dan berhubungan sangat erat satu sama lainnya , seperti bagian aggota
tubuh manusia, tiap kelompok harus menjalankan 1 tugas.
Nama dari bagian langit secara
berurut adalah : 1. Sukhawati, 2. Hukhta, 3. Tribhuwana, 4. Howarst, 5.
Pariwana, 6. Amithaba, 7. Nirwana. Keadaan di langit ke 7 tersebut dinamakan
juga “ Apawarga “ artinya adalah kedamaian yang abadi dan kehidupan yang kekal,
serta pemusnahan dari semuanya yang tidak murni yang mungkin dapat mencemari
roh tertinggi utama yang berada disana dan mungkin dapat menghalangi untuk
menikmati kebahagiaan yang sedang dirasakan. Ke 7 bola (tempat tinggal) dalam
Swarga secara berurut dinamakan : 1. Bhurloka, 2. Bhuwarloka, 3. Swarloka, 4.
Maharloka, 5. Yanarloka, 6. Taparloka, dan Satyaloka. Hanya ke 7 surga ini yang
diketahui namanya.
(9) Kematian Jasad Manusia
Kematian badan jasmani dari orang
berusia lanjut berlangsung tanpa sakit. Peralihan dari kehidupan nyata k eke
hidupan lain, seperti seorang yang terbangun dari tidur lelap. Setelah dikubur
dan mayatnya membusuk maka kulit halus atau kulit keduanya ( yang disebut
Wethala) tidak mati. Dalam jangka waktu 7 hari, lapisan wethala ini akan
meninggalkan badan yang membusuk. Wethala atau badan halus ini dan jiwanya akan
tetap terikat pada mayat oleh kekuatan tali jiwa (Suratma) selama magnet
badabiah mayat belum hilang sama sekali. Magnet badaniah ini yang menjaga mayat
tidak cepat membusuk.
Bila magnet badaniah yang tertinggal
dalam mayat telah musnah maka darah dalam mayat berubah menjadi air. Pada saat
itu kekuatan penghidupannya hilang dan kematian badaniah telah sempurna, saat
itu pula ikatan antara roh dan badannya terputus akibat putusnya tali jiwa,
pada kematian yang biasa, peristiwa ini terjadi 3 hari sesudah kematian.
Pada orang mat8i mendadak, bunuh
diri atau kecelakaan, wethala masih dapat terikat dengan badannya karena
kekuatannya sendiri dan kondisi ini memungkinkan wethala untuk dapat menyerap
magnet badabiah dan pada orang sakit biasa dan belum ada organ tubuh yang rusak
berat, selama tali jiwa belum putus, orang tersebut masih dapat disembuhkan
menggunakan mantra ilmu putih. Dan pada orang mati mendadak disebabkan magnet
badaniahnya dipakai terlalu banyak untuk menghamburkan hawa nafsu dan
kesenangan, dalam hal ini wethala masih sangat dan masih mungkin untuk bisa
menyerap magnet badaniah tubuhnya sehingga wethala tetap terikat pada mayat.
Pencairan wethala baru dapat terjadi bila wethala musnah sendiri karena tua.
Ketika orang meninggal sebebnarnya
roh dan badan halus masih terikat pada wethala sehingga roh tidak dapat
meninggalkan bumi. Bilamana orang meninggal semasa hidupnya berkelakuan baik
dan akhirnya meninggal secara mendadak maka rohnya tetap berada dalam keadaan tidur
sampai wethalanya musnah.tapi bila sebaliknya maka rohnya akan terbangun dari
tidur kematiannya dan selanjutnya roh memendam masuk ke badan halus berikut roh
kebinatangannya, karena kebiasaan jeleknya, roh akan tetap berkeliaran, melalui
tali jiwanya masih melekat, roh ini akan berusaha tetap menghubungi manusia
yang mempunyai kebiasaan jelak yang sama.
Setelah wethala karena tua maka
dengan kekuatan tali jiwanya, roh akan bergabung dalam badan halus, dengan masa
persiapan 4 hari, roh sudah harus berpisah dari badan halusnya dan meninggalkan
kehidupan dunia. Jiwa yang sudah terlepas dari wethala dan badan halus
akan banyak kehilangan tanda kehidupannya. Roh tanpa wethala dan tanpa badan
halus ini tidak dapat melihat makhluk halus yang masih terikat pada wethalanya,
demikian pula sebaliknya, roh yang sudah tidak berwethala dan tidak berbadan
halus juga tidak tampak oleh roh yang masih berbadan halus. Mahkluk-mahkluk
halus hanya akan saling menampakkan diri bila mempunyai persamaan.
Wethala orang meninggalterkadang
dapat dilihat sebagai hantu, namun tidak mempunyai pikiran, oleh karena itu
dengan bantuan mantra wethala dapat diisi dan menjadi wujud bayangan, bisa juga
pertemuan wethala dengan buah pikiran berlangsung secara tidak sengaja dan
menghasilkan bayangan, pertemuan demikian sering terjadi bilamana wethala sudah
terlepas dari mayat dan selama 4 hari melayang tanpa tujuan sebelum menghilang
dan setelah wethala menghilang, mayat akan berhenti sebagai manusia dan menjadi
mahkluk alam .
Wethala yang terisi untuk sementara
waktu akan mendapat kehidupan tersendiri dan mempunyai kekuatan untuk
memperlihatkan dirinya sebagai bayangan manusia akan tetapi penampakan ini
berbentuk bayangan atau sebagai hantu berdasarkan buah pikiran yang telah
dirasukinya. Menjiwai sebuah wethala dapat dilakukan untuk tujuan baik yaitu,
untuk membantu roh dan badan halus segera lepas dari Wethalanya. Akan tetapi
bantuan itu dapat dilakukan dengan mengirim doa. Doa yang diucapkan sebelum
atau setelah waktu meninggalnya seseorang akan mewujudkan buah pikiran yang
tidak hanya memutuskan tali jiwa , tetapi juga melindungi rohnya
Orang dapat berdoa kepada Tuhan
supaya jiwa orang yang mati selamat, yaitu supaya rohnya segera meninggalkan
nafsu dan kesenangan yang masih tertinggal. Sifat roh merupakan bukti bahwa
kekuatan hidup badaniah manusia akan berhenti dengan putusnya tali kejiwaan.
Dalam waktu 7 hari setelah kematian manusia, rohnya masih belum sadar akan
kehilangan wujud badaniahnya. Roh akan tetap berusaha berada di dalam rumah
tempat kediaman meskipun sudah terlepas dari wethala. Baru setelah dari 7 hari
roh sadar bahwa ia tidak mempunyai wujud lagi, kini hanya badan halus dank
arena hokum alam maka ia harus meninggalkan rumah tempat tinggal dan dunia,
bila manusia selama hidup di dunia menggunakan waktunya untuk membersihkan diri
dari segala keburukan, setelah 7 hari kematian dari badannya, roh akan melayang
langsung ke Kamaloka tanpa kesukaran.
Kamaloka adalah tempat tinggal
roh-roh manusia yang sudah meninggal dan di tempat inilah roh yang baru tiba
akan belajar untuk menanggalkan pikiran dan kesenangan(kama) dan roh yang sudah
berhasil melepas sifat kebinatangannya dan melalui kematian kedua, berpindah
tempat ke bumi yang terletak pada lapisan langit pertama. Badan ini merupakan
sebuah roh( ajal) yang disebabkan hokum alam ditarik kea lam dunia dan akan
melebur disana secara perlahan-lahan. Bayangan yang diisi akan menjadi sebuah
makhluk alam dan berhenti menjadi manusia, pikiran dan kekuatan tindakannya
didapat dari pikiran yang dimaksudkan di dalamnya dan tidak akan mengingat lagi
kehidupannya terdahulu.
Manusia yang selam hidupnya
mengumbar nafsu dan terbiasa dengan cara hidup semacam itu, rohnya dihinggapi
dengan berbagai keburukan dan setelah meninggal keburukan ini mempengaruhi
badan halusnya dan ketika roh dan badan halus terlepas dari wethala pada hari
ke 3 hingga 7, sifat badan halusnya tidak akan mengalami perubahan artinya
badan halus itu tetap berada dalam keadaan kecenderungan ke kehidupan yang ada
sehingga menjadi terlalu berat untuk berpindah ke Kamaloka.
Dalam perjalanan menuju dunia roh
halus, roh dan badan halus orang yang sudah mati akan melewati terlebih dahulu
jembatan wot agil-agil, dan selanjutnya badan halus berikut rohnya akan menuju
ke salah satu wilayah di Naraka, badan halus akan menuju lingkungan neraka yang
sesuai.
Bila terjadi roh (yang diselimuti
badan halus) terlalyu baik untuk masuk kedalam neraka kedua, namun belum
selesai untuk masuk kedalam kelangitan lapisan pertama. Ada beberapa sebab mengapa
hal itu bisa terjadi, karena semasa menjadi manusia orang tersebut memiliki
cita-cita dan belum tercapai hingga meninggalnya atau ketika ajal tiba orang
tersebut masih mengkhawatirkan keluarganya yang terbengkalai atau semasa hidup
orang tersebut terpaut pada satu kesenangan yang menghalangi rohnya untuk
berpindah ke kamaloka, dan pada kejadian seperti ini roh akan tetap tinggal di
bumi, pada bola wilayah pertama neraka hingga ikatan kesenangannya di bumi
berhenti. Banyak roh yang berada dalam keadaan seperti ini belum mempunyai
kesem[patan untuk berpindah ke dunia roh halus dan mereka yang semasa hidup
berbuat jahat dan badan halusnya sudah berbentuk sesuai untuk keadaan neraka
wilayah 7 maka akan langsung menuju ke tempat tersebut.
Roh yang tinggal di bulatan wilayah
lapisan pertama Naraka tidak akan lebih lama dari 30 tahun, karena sifatnya
yang sangat berbeda dengan bumi, roh yang berada di lapisan neraka kedua sampai
tujuh merasa tidak nyaman, dan semakin rendah posisi neraka, semakin tidak nyaman
roh tersebut dan maik tidak nyaman bila letak bulatan ini lebih rendah lagi.
Pendek kata roh , baik yang tinggal di tempat hunian roh(kamaloka) maupun yang
di naraka, merasa tidak senyaman tinggal di bumi.
Mereka yang dilahirkan kembali,
namun juga belum lunas menebus karmanya setelah kematiannya dapat menempati
ligkungan yang terletak pada lapisan langit pertama. Lamanya tinggal di neraka
atau alanm roh tidak hanya tergantung pada umur semasa meninggal sebagai
manusia, tetapi juga cara hidupnya sebgai manusia. Lama tinggal di tiap-tiap
alam bila meninggal pada umur yang sangat tua tidak akan melebihi 1500 tahun
matahari. Anak-anak yang meninggal pada usia belum mengerti sifat buruk, baik,
akan dilahirkan kembali dalam waktu beebrapa bulan, kemungkinan anak tersebut
akan dilahirkan kembali dari ibu yang sama.
Binatang-binatang yang mati dalam
umur dewasa, seperti manusia, memerlukan waktu untuk mengembangkan dirinya,
mereka akan dilahirkan kembali dengan panca indera yang lebih tajam, tumbuhan
yang atau batuan juga memerlukan waktu dalam pepengembangannya dan akan
dibentuk kembali berupa batuan yang lebih mulia. Bila manusia sudah beberapa
kali dilahirkan kembali dan tetap tidak dapat menanggalkan nafsu buruk manusia,
akan meninggl dengan karma yang terakhir. Sesudah tiu akan dipindahkan ke dalam
alam roh halus tertinggi. Setelah 33 hari hari persiapan, roh tersebut akan
mengalami kematian yang kedua dan rohnya akan selalu bersama badan
kerohaniannya dan akan pindah kedaerah bumi yang terletak dalam lapisan langit
pertama menjadi salah satu tertinggi atau sering disebut “malaikat”. Disana
akan diberi tugas untuk mengatur salah satu bagian alam semesta. Bilamaan roh
tertinggi dalam perbuatan kebaikan, pengembangan dan kesadaran telah
berkembang sedemikian rupa hingga dapat menempati salah satu bagian
langit yang terletak di lapisan langit yang kedua, dia akan dilahirkan kembali
diatas planet yang terletak menyerupai keadaan sebagaimana dilapisan langit
kedua. Biloaman disini telah dicapai pengetahuan yang layak agar dapat
berpindah tempat dilapisan langit yang kedua, akan berpindah tempat setelah
kematiannya ke sebuah planet yang menyerupai tempat tinggal planet dimana
sebagai manusia ia pernah hidup. Dengan cara demikian roh akan terus berkembang
untuk mencapai lapisan langit yang lebih tinggi sehingga setelah mencapai
lapisan langit yang lebih tinggi lagi akhirnya akan tiba di langit yang ke
tujuh, dan disinilah roh tertinggi tidak akan dilahirkan kembali, dan disinlah
roh manusia kembali ke Tuhannya.
Selama bertempat tinggal di daerah
luar kelangitan atau bertempat tinggal di lapisan pertama, lapisan kedua,
ketiga, keempat, roh akan berada dalam wujud yang dinamakan “ rupa “ atau
berbentuk, adalah masih mempunyai badan halus yang masih berwujud. Bila roh dengan
beberap kali kelahirannya akhirnya tiba di lingkungan yang terletak di lapisan
langit kelima atau lapisan langit dalam yang terendah maka bentuknya
hilang atau menjadi “arupa” atau tidak tampak.
Roh akan mempunyai bentuk seperti
yang diciptakan oleh Tuhan. Wujudnya dapat seperti bentuk manusia, namun begitu
agung hingga tidak tampak, sehingga layak untuk tinggal dilapisan udara yang
paling halus. Harus dimaklumi bahwa di daerah “rupa “ pikiran masih mempunyai
bentuk, namun di daerah “arupa “ tidak mempunyai bentuk lagi.
Roh-roh halus yang tinggal di daerah
halus akan menjadi”roh tertinggi”, roh halus yang tinggal di daerah astral akan
menjadi “jin” dan yang tinggal di daerah kehidupan dinamakan “setan. Mengenai
roh halus akan dijelaskan pada bab selanjutnya .
(10) Badan Halus Manusia
Ketika seseorang menghadapi kematian, pengalaman pertama roh adalah ingatan
atas segala perbuatan yang pernah dilakukan selama hidupnya. Seluruh pengalaman
yang pernah dilakoni akan tampak sebagai bayangan panorama yang melewati mata
kalbunya, Dirinya seperti mendapat pantulan dari buku besar Agna Sandhani,
dimana segala perbuatan atau pikran selama kehidupannya, seperti cermin yang
dipantulkan kembali, rasukan kedalam sebagai ingatan diperlukan karena rekaman
tindakan selama hidup sebagai manusia memang ditunggu oleh rohnya di daerah
astral. Kebaikan dan keburukan yang dialami selama menjelang kematian bukanlah
hukuman, semua adalah hasil kerja perbuatan sendiri selama hidup, sebagai
bagian dari hukum karma ( manusai akan menerima dan mempertanggung jawabkan
akibat dari semua perbuatannya ).
Ketika Prana atau napas atau kekuatan hidup telah hilang dari badan
kasar, semua yang pernah dimiliki akan hilang, isinya pindah ke badab halus,
badan jasmani atau badan kasa rseolah menjadi sebuah baju yang ditanggalkan dan
tidak dipakai lagi. Keadaan ini tidak segera di sadari oleh manusai yang telah
berbadan halus, hal ini karena sifat kebiasaan dan juga nafsu kesenangannya
ikut berpindah ke badan halusnya. Pada saaat bangun dari tidur kematian selam 3
hari, dia masih belum merasa kehilangan badan kasarnya, tindak tanduknya masih
menyerupai ketika dia hidup, setelah 7 hari barulah badan halus akan mengalami
perubahan besar, lepasnya lapisan kulit halus dari kulit kasar menyebabkan
semua aliran magnetisme bumi yang mengikat pada badan halus ke dunia nyata
berhenti secara total. Badan halus hanya akan menerima magnetisme astral (dunia
halus) yang menyebabkan dari hari ke hari menjadi semakin dingin, akhirnya
sesuai dengan hokum karma, badan halus ini akan berubah bentuk sesuai dengan
perbuatan yang dilakukannya ketika hidup di dunia nyata.
Dalam proses ini badan halus diubah dan dibentuk melalui pemurnian pikiran
secara paksa. Berdasarkan hokum alam yang tidak berubah, keadaan ini hamper
sama dengan keadaan manusia yang jatuh ke air dan mencoba untuk mencapai tepi
daratan dengan berenang demi keselamatan dirinya. Hukum ala mini yang
memaksakan roh dalam badan halus menyadari bahwa dirinya tidak lagi memiliki
badan sebagai manusia. Bagi manusia yang semasa hidupnya bertingkah laku baik,
proses perubahan ini dinamakan Iyatama yaitu badan halus berubah menjadi
bentuk yang sesuai untuk bertempat tinggal di dunia roh halus atau dunia
kelangitan. Roh yang badan halusnya telah bebas dari hawa nafsu dan kesenangan
dinamakan Moksha, dan roh ini menuju ke kelangitan pertama.
Proses perubahan badan halus dari manusia yang selama hidup berbuat jahat
dinamakan Dhruwan yaitu badan halus akan berubah bentuk aksar, roh
dengan badan halus yang “kasar” leboh cocok untuk tinggal di lingkungan Naraka
( suatu lingkungan yang digambarkan memiliki kedudukan lebih rendah dari bumi
tempat kehidupan nyata ). Terdapatroh-roh yang terlalu baik untuk menempati
daerah neraka, namun belum cukup baik untuk memasuki lapisan pertama Kamaloka
(kelangitan ). Ada juga roh yang masih ingin tinggal di bumi yang sukar
ditinggalkannya. Dalam kejadian ini, badan halus tidak akan mengalami
perubahan, sebagaimana yang dijelaskan diatas, tetapi akan tetap berada dlam
wujud biasa. Badan halus tersebut baru dapat meninggalkan dunia dengan cara
menghilangkan keinginan atau nafsu yang mengikatnya sehingga sesuai untuk
bertempat tinggal di Kamaloka. Perubahan badan halus pada roh semacam itu
berjalan lambat, yaitu sekitar 30 tahun, sebenarnya perubahan badan halus sudah
dimulai ketika manusia masih hidup, perubahan badan halus tersebut tampak pada
badan kasarnya.
Tiap nafsu dan keinginan akan membawa tanda-tanda pengenal tersendiri, secara
perlahan tanda pengenal ini akan tampak dan dengan garis-garis yang nyata
akhirnya menjadi tanda yang tetap bagi seluruh tubuh yang menggambarkan nafsu
dan keinginan itu. Perbuatan yang telah dan akan dijalankan manusia juga
terlihat dalam gerak-gerik badannya ataupun nada bicaranya. Nafsu dan keinginan
ini selalu membentuk diri manusia karena jiwa yang dijalankan oleh nafsu dan
keinginan akan diubah menjadi bentuk fisik manusia. Oleh karena itu bisa
disebut badan manusia adalah gambaran jiwa. Jiwa kebinatangan mengubah manusia
dan badan manusia menyesuaikan diri denga jiwa tersebut. Kemaksiatan dan
kejahatan adalah penyebab yang membentuk garis – garis menyeramkan pada wajah
manusia yang dapat dilihat oleh semua orang. Akan tetapi kebaikan juga dapat
mengubah bentuk muka manusia yang buruk menjadi tampak menarik
Oleh karena itu setelah kematian manusia maka badan halus akan mempunyai bentuk
yang sama ketika badannya masih hidup dan mempunyai sifat yang sama yang
dibentuk oleh nafsu dan keinginannya. Semasa hidup karena ajaran dan
pendidikan, manusia berusaha menyembunyikan sifat yang sebenarnya, disebabkan
hokum karma maka setelah kematiannya dan kebangkitan kembali, rohnya akan
menyatu kembali dengan pikiran dan kemauan sehingga menjadi satu kesatuan.
Dalam dunia halus(astral), semua kekuatan yang ada lebih kuat dari kekuatan
badan halusnya, oleh karena itu, manusia akan memperlihatkan sifat sesungguhnya
tanpa malu-malu, bilamana manusia itu memiliki sifat buruk maka keburukan ini
akan di pancarkan keluar melalui badan halus dan perbuatannya, dalam dunia
halus tiap roh akan berbuat sesuai sifatnya.
Bagi manusia yang baik, karena
keadaan terpaksa berbuat jahat, tidak akan menampakkan keburukan. Sifat
aslinyalah yang di tunjukkan, oelh hokum karma , keburukannya dihapus dan akan
menunjukkan sifat murninya, semuanya akan tampak dalam gerakan badan halusnya,
edngan demikian melalui badan halus setelah kematian dan kebangkitan, roh akan
tampak seperti sifat asli seseorang.
Bagaimana bila roh yang jahat dan roh yang bai,k bertemu ? dalam hokum karma ,
roh sesudah perubahan badan halus seakan dipaksa untuk sukarela berpindah ke
daerah yang sesuai dengan sifat dan kelakuannya. Hukum karma bekerja untuk
mengubah badan halus seseorang sesuai dengan gambaran yang dibuat oleh manusia
ketika ia masih hidup. Dan hokum karma ini sangat kuat sehingga menempatkan
tiap manusia pada tempat yang seharusnya, dan akibat dari hokum ini, kelahiran
kembali memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk memperbaiki dirinya dan
juga untuk melakukan perjalanan yang panjang untuk sampai ke daerah di
kelangitan pertama, demikianlah manusia dinilai sesuadah kematiannya.
Roh tidak akan langsung menghadap Tuhan, tetapi mereka harus melewati saringan
dan hukuman yang mengikuti hukum, sebab dan akibat, dan darisinilah manusia
menentukan nasib dan kebahagiaannya sendiri. Badan halus sesuadah mengalami
perubahan dapat menjadi indah, halus, ringan namun juga dapat sebaliknya.
Ketika roh meninggalkan alam nyata akan tergantung dari derajat kehidupan badan
halusnya, bila badan halus tiba dalam keadaan Iyatana maka rohnya akan
“terbang”menuju wilayah di kelangitan ke tujuh. Bila badan halus berada dalam
keadaan Dhruwan maka badan halus beserta rohnya akan masuk ke wilayah neraka
karena lapisan hawa yang menahan berat roh ini.
Ada juga keadaan yang lebih tinggi
dari Moksha, yaitu bila roh dapat mencapai lapisan langit yang keempat, yang
kemudian sampai didaerah langit yang kelima. Disini, roh dalam badan halus
berubah dari “rupa” ke “arupa”. Keadaan ini dinamakan Saiyadiyam, yaitu
mencapai satu kiesatuan dengan Tuhan. Bilamana roh telah sampai dalam keadaan
ini maka setelah kematian dalam wujudnya akan sampai pada daerah di kelangitan
kelima, dan jiwanya telah murni atau”arupa”. Roh-roh dari daerah “arupa” ini
dikirim kemabli ke bumi melalui proses kelahiran kembali, dan dalam proses ini
mereka dilahirkan kembali sebagai manusia dan seperti manusia biasa, mempunyai
badan hidup dan jiwa kebinatangan, bila sudah mencapai umur dewasa, melalui
sebuah proses akan menanggalkan jiwa kebinatangannya yang hanya diketahui oleh
mereka sendiri, dan selanjutnya bersama dengan roh keluhuran yang mulia, mereka
didunia dalam keadaan suci dan bebas dari nafsu, kesenangan, dan keinginan.
Keadaan ini dinamakan Muti dan mereka dapat berkomunikasi dengan daerah
halus dan daerah roh, hal ini terjadi karena rohnya tidak mengalami hambatan
dan bebas untuk meninggalkan badannya untuk beberpa waktu. Manusia-manusia
semacam ini menyadari keadaaanya dan jarang meninggalkan tempat tinggalnya,
mereka bebas dari penyakit dan kesedihan.
Tujuan hidup orang dengan roh dari daerah “arupa” adalah untuk menolong orang
lain, dan orang ini memiliki kekuatan dan kemampuan yang tidak mungkin
dilakukan olehnya pada kehidupan sebelumnya. Kemampuan istimewa ini juga tidak
dimiliki oleh orang pada umumnya, bila tugasnya di bumi selesai maka rohnya
akan meninggalkan badan keduniawiannya dan akan berada kembali dalam keadaan Saiyadiyam
untuk kembali lagi ke daerah kelangitan.
Roh tertinggi mendapat tempat di
kelangitan ke tujuh, mereka dikirim ke bumi sebagai manusia terpilih,
menggunakan badan wujud keduniaan untuk mengajarkan agama di dunia, akan
meninggalkannya kembali bila tugasnya di bumi sudah selesai, dan kembali lagi ke
langit ke tujuh. Roh para “utusan” tidak akan dilahirkan kembali di bumi,
mereka menjadi roh utama dilangit ke tujuh yang dinamakan Wikhonddham,
yaitu Kesempurnaan yang paling sempurna.
(11) Keadaan di Naraka
Roh badan astral dari orang yang
mati dalam keadaan Dhruwan tidak dapat memasuki daerah kamaloka, roh tersebut
akan tergiring masuk ke dalam lingkungan di Naraka yang sesuai untuk menampung
badan halusnya.
Roh dalam 7 Lingkungan Naraka
Lingkungan dalam Naraka terdiri dari
7 jenis, yaitu lingkungan ke 7, 6 dan 5 secara keseluruhan adalah lingkungan
“nafsu” dan “kesenangan” yang dinamakan juga “nerakanya Naraka”. Disana tinggal
roh-roh manusia yang memiliki sifat kebinatangan, roh yang tinggal disini
merupaakan roh manusia yang derajatnya paling rendah.
Naraka ke 7 ditempati para pembunuh
yang melakukan kejahatan berencana dengan maksud mencari keuntungan, termasuk
mereka yang menghuni naraka ke 7 adalah orang yang memilih kejahatan sebagai
pilihannya, diantaranya adalah para pencuri.
Bola atau lingkungan ke 6 naraka
ditempati roh-roh dari orang yang ketagihan madat, termasuk juga golongan ini
adalah manusia yang mengumbar hawa nafsu dan kesenangan, mereka adalah orang
yang sewaktu semasa hidup telah memilih untuk membiasakan diri hidup buruk.
Bola ke 5 ditempati roh-roh
dari manusia yang semasa hidupnya menjalankan kehidupan bengis dan kasar,
mereka tidak mengenal sifat baik dan hanya mencari kesenangan untuk mengumbar
nafsu kebinatangannya dan pada saat kematiannya tidak mengubah sifat-sifatnya,
dan setelah kematiannya roh ini akan merana karena telah kehilangan bentuk
badaniahnya, dengan demikian mereka tidak dapat lagi mengumbar hawa nafsunya,
keadaan mereka seperti orang yang memakai obat bius dan secara tiba-tiba harus
berhenti, roh-roh ini secara terus menerus merasakan kesengsaraannya.
Sebenarnya istilah “kehilangan”
kesenangan mereka tidaklah tepat, karena pengalaman hidup di naraka adalah
merupakan hasil perbuatannya sendiri semasa hidupnya berperilaku buruk, inilah
hokum alam baka bahwa perilaku buruk akan menghasilkan akibat buruk bagi
pelakunya, dan setelah kematiannya bila nafsu dan keinginannya telah padam maka
badan halus juga akan terasa ringan dan memnuhi syarat untuk dilahirkan kembali
sebagai manusia, oleh karena hukum karma, hal yang sama menimpa roh halus yang
menghuni lingkungan Naraka yang lain.
Bola Naraka ke 4 di tempati oleh
makhluk-makhluk halus dari manusia yang selama hidupnya hanya mengenal
kepentingannya sendiri dan memiliki sifat rendah, selalu merugikan orang lain, tidak
perduli terhadap kesenian, ilmu pengetahuan dan hanya mengahbiskan waktu untuk
mengobrol kesana sini tanpa tujuan, senang membicarakan orang lain, atau
mencelakakan orang lain, pembohong, dan mereka selalu melihat bayangan dari
roang-orang yang dirugikan oleh perbuatannya, bayangan itu begitu kerasnya
sehingga menimbulkan penyesalan tiada henti.
Bola atau lingkungan Naraka ke 3
ditempati oleh roh-roh orang yang semasa hidupnya menjadi manusia fanatic atau
keras meskipun dalam kehidupan sehari-hari kelakuannya baik, dalam melakukan
ibadah mereka menyimpang sehingga menjadikannya egois, serta berpandangan
sempit terhadap orang-orang di sekitarnya. Ketika hidup di dunia mereka selalu
berbicara Naraka dan dosa serta menuduh orang disekitarnya tidak beragama,
dengan selimut keshalehan mereka berbuat tidak senonoh, mulutnya selalu
menyebut nama Tuhan namun hatinya iblis, mereka memandang agama hanya sebagai
kepercayaan yang daapt memberi keuntungan bagi dirinya.
Bola atau lingkungan naraka ke 2
ditempati roh yang ketika semasa hidupnya mengembangkan pikiran hanya untuk
kepentingan dunia semata, kemampuannya hanya untuk mengejar duniawi saja,
materialistis, merek tidak percaya Tuhan dan utusannya, roh ini bisa segera
dibebaskan dari jalan menyimpang karena sebagai roh dapat segera melihat akibat
yang diderita oleh yang lain. Merka di taruh di naraka ke 2 agar untuk
menginsyafkan dari pikiran menyimpangnya, karena sebebnarnya pikiran mereka
berkembang dengan baik, dan setelah insyaf badan halusnya menjadi lebih ringan
sehingga dapat mudah mencapai bumi untuk memberi pertolongan pada orang yang
membutuhkan, dengan keinsyafannya mereka mencoba menyadarkan orang-orang di
bumi menuju jalan yang baik.
Roh-roh ini juga menempati
lingkungan Naraka pertama, ke2, ke 3 dan ke 4 dapat kembali ke bumi untuk
memberi tahu manusia mengenai datangnya suatu bencana dan disampaikan melalui
mimpi dan dialami pukul 02.00 hingga 06.00 dan ini disebut Daradasih,
yaitu karena jiwa meninggalkan badan dan bertemu dengan roh yang kembali ke
bumi dari lingkungan naraka, para roh dari naraka juga dapat memberi peringatan
menggunakan “medium” yaitu orang yang dijadikan sarana oleh roh untuk
menyampaikan berita. Bila roh-roh yang berdiam di naraka ke 2 mampu melihat
kesalahan yang telah dibuatnya dan memperbaikinya mereka akan bahagia
tinggal disana. Bagi mereka yang telah menyadari kesalahannya, tinggal
dilingkungan pertama Naraka, Lingkungan pertama adalah bumi tempat kita
berdiam, ditempat ini roh berdiam dalam bahasa kehidupannya dan oleh hukum
karma diberikan kesempatan untuk mengambangkan dirinya untuk menjadi lebih
tinggi lagi, dengan cara ini akan dilahirkan kembali dan akan terus-menerus
demikian sehingga setelah kematiannya akan berdiam di tempat hunian roh-roh
(Kamaloka). Roh tidak perlu mendiami semua lingkungan Naraka, roh yang telah
dilahirkan kembali sebagai manusia, setelah kematiannya akan menempati
lingkungan yang sesuai dengan perilakunya di bumi setelah kelahiran kembali
tersebut
Bumi dan Kematian
Selama bediam di bumi atau neraka
pertama, para roh dimana jiwa masih terikat pada badannya, jiwanya masih
mencari kesana kesini tanpa tujuan, roh akan berkelana hingga akhirnya kulit
halus(wethala) tidak dapat menjalankan fungsinya lagi, setelah sekian lama,
badan halus akan bersatu lagi dengan rohnya dan dalam 4 hari sesuadah pertemuan
ini, akan dilahirkan kembali sebagai manusia.
Roh-roh yang telah dilahirkan
kembali, setelah kematiannya menjadi 2 jenis. Pertama, roh sebagai manusia yang
tidak mengumbar nafsunya dan sesuai cara hidupnya, kemudian ditempatkan disalah
satu dari 7 bola atau lingkungan dari dunia roh halus (kamaloka). Kedua,
kemungkinan roh akan ditempatkan dilingkungan kedua, ketiga atau keempat
Naraka. Mereka yang semasa hidup mengumbar nafsu habis-habisan akan tinggal di
lingkungan Naraka ke 5, keenam atau ketujuh, bagi mereka yang mengumbar nafsu,
akan direnggut dari tidur kematiannya.
Setelah kematian seseorang karena
roh terikat pada kulitnya dan tidak dapat melepaskan dirinya sebelum tali jiwa
di putus, rohnya akan berkelanan dan hanya berhubungan dengan roh
kebinatangannya melalui tali jiwanya, dan disebut roh”tanpa jiwa”, dan ini
dapat dipengaruhi oleh pikiran buruk atau mantra yang menyebabkan roh menjadi
hantu atau sebaliknya dapat dipengaruhi oleh pikiran yang baik. Bila la
kulitnya tua maka roh dan jiwanya akan bersatu lagi, setelah bersatu selama 4
hari rohnya akan berada dalam lingkungan yang sesuai dengan badan halusnya.
Bagaimana roh dari orang yang
belajar ilmu hitam ? sebenarnya mereka sudah mengetahui bila ia mati, mereka
tidak dapat menunda atau hindari akibat yang akan diterimanya, oleh karena itu,
jalan satu-satunya adalah mencoba mempraktikkan ilmunya terhadap dirinya
sendiri, dan setelah kematiannya maka badan berada dalam keadaan mati suri, selama
itu badan tidak dapat hancu dan hukum karma tidak akan berpengaruh terhadapnya,
bila ia meninggal, badannya tidak “rusak” sehingga kulit halusnya dipaksa untuk
tetap berfungsi. Roh akan tetap terikat dibumi, sedangkan badannya akan berada
dalam keadaan tidak sadar, dalam keadaan dimana badan keduniawiaan berusaha
agar tetap hidup, diperlukan zat-zat kehidupan, dan ini diperoleh dari dengan
menghisap darah dari orang yang sedang tidur untuk dialirkan kedalam badannya,
hantu demikian dinamakan hantu penghisap darah dan banyak melakukan kejahatan
dengan memanfaatkan mantra ilmu hitam. Dan ini berada dalam kuburan kering,
dalam kondisi mati suri dan berlangsung lama hingga akhirnya selaput keduanya
(kulit halus) tidak berfungsi lagi, badannya hancur menjadi tanah. Sesungguhnya
setalh 7 hari kematian, rohnya dipaksa meninggalkan bumi dan tunduk pada hukum
karma dan salah astu cara agar mau meninggalkan dunia adalah mengeluarkan
jasadnya dari kubur dan membakarnya, dan umumnya badan mati suri yang dikeluarkan
dari kubur tergenang darah. Setelah dibakar jasadnya , barulah proses hukum
karma berlaku dan sebagai akibat menahan hukum karma terlalu lama badan
halusnya akan masuk lingkungan ke 7 Naraka dalam keadaan lumpuh dan tidak
berdaya, karena lumpuh maka mereka merangkak selama berabad-abadsebelum sampai
kediamannya di Naraka, dan diperlukan menunggu berabda-abad lagi untuk menunggu
kelahirannya kembali sebagai manusia.
Makhluk celaka demikian disisa waktu
dariKalpa (waktu beribu-ribu tahun menurut perhitungan dunia) akan tetap
tinggal di Naraka yang ke 7, kemajuan menuju kebaikan sangat lambat
Keadaan naraka
Sebagai bagian dari hukum karma, roh
dalam lingkungan naraka mengalami perubahan sebagai berikut. Apa yang
dikerjakan oleh manusia selam ini akan menentukan keberadaan badan halusnya
setelah kematian. Kejadian tidak menyenangkan yang terjadi di narka adalah
karena roh tidak menanggalkan sifat buruknyadan akan selalu mencoba untuk
memuaskan nafsu dan kesenangannya, bila bisa menanggalkan maka keadaan di naraka
tidak yang tidak menyenangkan akan berhenti dengan sendirinya.
Karea hukum karma maka roh di Naraka
akan diajarkan untuk menghilangkan nafsu kebinatangannya, bila sudah dalam
demikian jauh maka nafsu dan keinginan akan berhenti dan badan halusnya mati untuk
dilahirkan kembali sebagai manusia dan ini adalah kesempatan untuk melaksanakan
kehidupan yang lebih baik.
Keenam lingkungan Naraka bagian
bawah, masing-masing dibagi menjadi lima bagian daratan, seperti hunian dibumi.
Dalam setiap lingkungan juga seperti di bumi, akan terjadi sore dan malam hari,
disebabkan oleh kegelapan yang ada, keadaan disana sanagt buruk, air yang ada
di danau dan sungai dalam keadaan kotor, tanahnya lembab, basah dan berbau
busuk. Burung yang ada disana adalah burung malam pemangsa, binatang berkaki
empat dan melata adalah binatang yang ada di bumi, hanya saja dising hari
mereka bersembunyi dan malam hari mencari mangsa, serangga juga hanya terbang
dimalam hari, binatang buas sering menyerang, merusak dan memangsa penghuni
neraka. Karena badan halus adalah badan yang berkeinginan dan nafsu artinya,
dapat hidup dan mati, maka mahkluk-mahkluk halus disana juga dapat mati karena
perbuatan kekerasan.
Karena menurut hukum roh akan abadi
maka 3 hari setelah kematian tersebut badan halusnya harus dihidupkan lagi,
seluruh luka sembuh, ini akan berlaku untuk pakaian yang dipakai roh halus di
neraka, bila pakaiannya terpotong-potong maka lubang akibat potongan tersebut
dengan sendirinya akan menutup, seperti keadaan sebelumnya..
Wujud roh, melalui badan halusnya,
di naraka mencerminkan nafsu, keinginan, dan kesenangan yang ada pada padanya,
oleh karena itu roh halus yang ada disana akan berwujud sebagai mahkluk yang
mengerikan dan dinamakan setan. Roh-roh halus yang di neraka ini berdiam di
celah-celah rumah yang hamper ambruk, seperti orang kere di kota besar, dank
arena panca indera dari setan lebih tajam maka kesenangan atau kesusahan yang
dialami akan memberikan kesan yang jauh lebih mendalam daripad di bumi, dan
setan dalam naraka tidak memiliki “rasa bersalah”, karena sesuai hukum karma,
rasa bersalah akan menyebabkan dilahirkan kembali ke bumi. Setan di naraka
tidak pernah menyesalsehingga tidak dilahirkan kembali ke bumi, sebagaimana
manusia. Akakn tetapi kesenangan disini berbentuk kasar dan tidak beradab,
pengaturan roh-roh halus di Naraka dilakukan oleh malaikat yang juga akan
menentukan kapan roh dapa tdilahirkan kembali, dan pengaturan oleh malaikat
hanya bersifat sementara, penghuni narka selalu dilanda “ketakutan” seperti
orang jahat di bumi takut pada penjara maka penghuni naraka juga takut pada
hukum karma.
(12) Keadaan Dunia Roh
Dalam waktu 7 hari setelah seseorang meninggal, roh dan badan halusnya akan
menuju ke dunia lain, dan dalam badan halusnya roh mempunyai kemampuan melayang
dan ini tergantung derajat berat ringannya badan halus. Roh akan melayang
sedemikian tinggi hingga akhirnya akan masuk ke salah satu lingkungan dalam
Kamaloka atau dunia roh, dan berat ringannya badan halus akan menentukan jenis lingkungan
(bola) dunia roh halus yang sesuai.
Terdapat 7 lingkungan yang dihuni oleh makhluk halus, dalam lingkungan tersebut
, roh belum dapat meninggalkan seluruh nafsu, keinginan, dan kesenangan, akan
tetapi mereka telah mengetahui baik buruk prilakunya, dalam kehidupan sebagai
manusia mereka telah mencoba menghilangkan sifat-sifat buruk tersebut, namun
belum berhasil seluruhnya. Derajat kesempurnaan yang telah dicapai sebagi
manusia akan menentukan tinggi rendahnya lingkungan yang akan dihuni, ditempat
tersebut juga tinggal roh-roh halus dari manusia yang semasa hidup hanya
dipengaruhi sedikit nafsu dari keinginan dan kesenangan, oleh karena itu
roh-roh itu akan bergerak dari bola bagian bawah ke arah atas yang paling
sesuai dengan perkembangan dan derajat kesempurnaannya, jadi disini juga
berlaku hukum karma.
Dalam bola pertama berdiam roh-roh yang semasa hidupnya sebagai manusia
dikaruniai kepandaian, hanya saja kepandaian tersebut hanya dimanfaatkan untuk
diri sendiri, mencapai kemakmuran tanpa peduli manusia lainnya.
Dilingkungan ke dua bertempat tinggal roh-roh yang dikaruniai kepandaian dan
mengatur dirinya sesuai pemikiran bersama dalam hidupnya sebagai manusia
Dilingkungan ketiga bertempat tinggal roh-roh dari manusia yang dikaruniai
kepandaian namun memanfaatkan nya untuk mencari ketenaran diri semata.
Dilingkungan keempat bertempat
tinggal roh-roh yang berbakat dengan kepandaian demi kepentingannya sendiri.
Dilingkungan kelima bertempat tinggal roh yang dari manusia yang berbakat
dengan kepintaran yang murni dan sebagai manusia menjalankan hidup bersihtanpa
mementingkan diri sendiri dengan menolong orang lain.
Dilingkungan keenam bertempat tinggal roh-roh dari manusia dengan kepandaian
sempurna dengan kepandaian, menjalankan hidup baik murni dan murni dan
menghambakan hidupnya demi kepentingan orang lain.
Dilingkungan ketujuh bertempat itnggal roh-roh dari manusia dengan kepandaian
yang sempurna dan sesuai untuk memberi pelajaran kepada orang banyak, sebagai
manusia dia banyak berkorban untuk orang banyak agar orang lain tidak berbuat
jahat. Roh-roh di lingkungan ke 7 sebenarnya telah mendapat anugerah dari
swarga (surga), mereka hidup di dunia roh tertinggi untuk mempersiapkan
kematiannya yang kedua agar dapat menanggalkan badan halus atau jiwa
kebinatangannya
Terdapat manusia yang memanfaatkan kekeuatan terpendamnya untuk kepentingan
kebaikan manusia “ilmu putih” dan dapat dipakai untuk mati suri, dan saat itu
roh dapat melakukan penyelidikan ke dunia halus para roh, seseorang yang
menjalankan hidup penuh kesucian dan hidup menyendiri telah mendapat
rahmat kesurgaan, dan dengan kekuatan terpendamnya mereka dapat berdiam dalam
waktu yang lama di bumi untuk melayani kepentingan orang-orang yang ada. Tujuh
hari setelah kematiannya, rohnya akan mencapai langit atau lingkungan ke 7 dan
disini roh melakukan persiapan untuk berpindah ke kelangitan yang pertama
Kondisi dalam dunia roh lebih menyenangkan dari pada di bumi, kebahagiaan dalam
dunia roh disini disebabkan karena roh-roh halus lebih mudah bergerak,
pancaindera dan pikirannya menjadi lebih tajam dan berkembang. Karena disini
hubungan antara pikiran dan kemauan bersifat murni maka semua hal yang sifatnya
mengganggu, seperti basa basi, malu, ketakutan dan berpura-pura akan hilang
sehingga tiap roh akan bertindak seperti apa adanya ( yang ada pada roh adalah
Kebenaran)
Karena keadaan ini maka roh tidak dapat berbuat dosa meskipun nafsu,
kepentingan dan keinginannya di dunia roh belum hilang sama sekali, segala
nafsu dan keinginan baru akan hilang bila roh berada dalam peralihan ke daerah
yang sama dengan bumi yang terletak di lapisan langit pertama, ditempat hunian,
roh-roh harus belajar untuk pekerjaan yang akan dilakukan kemudian di dunia
kelangitan.
Dunia roh dalam hal ini dapat dianggap sebagai kawah pendidikan tertinggi
roh, dimana roh diberi pelajaran untuk melakukan sesuatu yang lebih tinggi.
Dibeberapa bagian kediaman roh-roh, ada perpustakaan berikut buku-bukunya yang
berisi masalah dan persoalan yang belum dikenal di bumi untuk kemudian hari
akan disiarkan di sana oleh roh yang akan ditunjuk. Bila roh sudah menjalani
dan menamatkan suatu kelas maka ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia
untuk menyebarluaskan di bumi apa yang telah dipelajari, dengan cara ini secara
bertingkat ia dapat menyebarkan ilmunya dibumi secara terus-menerus akan
dilakukan kembali untuk menyebarkan ilmu yang lebih tinggi lagi bila ia dilahirkan
kembali sebagai manusia . APapbila dengan cara menyebarkan ilmu di bumi tidak
berhasil maka manusia ini setelah kematioannya akan berada kembali di
lingkungan dimana ia dulunya berada. Dengan pengalamannya dibumi semula, ia
akan lebih mudah belajar untuk menjalankan tugas berikutnya. Smeua yang
dipelajari dan dilakukan oleh manusia sewaktu hidup di bumi, dalam dunia roh
akan terus dikembangkan sehingga ia akan lebih maju, dan hidup di dunia roh
hampir sama dengan hidupdi bumi, untuk roh menjadi 365% lebih ringan.
Perbandingan ini juga berlaku dalam hal kemampuan untuk melakukan sesuatu,
seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, gerakan dari imamnya, dan semua
yang berhubungan dengan penghidupan roh-roh
Walau di tempat hunian, roh-roh berjalan lebih cepat daripada di bumi,
waktu 1 hari di dunia roh sama dengan waktu 1 tahun matahari dibumi, meski
demikian percepatan waktu di dunia roh tidak dapat diterangkan, apa yang
dinyatakan kekal di bumi, didunia roh menjadi “waktu sekarang”
Badan halus dalam dunia roh halus sama dengan badan dari manusia yaitu dari zat
padat, namun lebih halus dan dari sifat yang berlawanan. Tanpa memiliki
kemampuan khusus, manusia berbadan kasar tidak dapat melihat roh halus, juga
roh halus dari lingkungan yang rendah tidak dapat melihat tidak dapa tmelihat
roh halus dari lingkungan yang lebih tinggi sebelum roh yang lebih tinggi
menyelimuti roh yang rendahdengan auranya. Roh didunia, roh menjalani kehidupan
seperti dibumi dan jga melakukan kesenangan antar sesamanya, mereka mempunyai
kekautan untuk mewujudkan apa yang sedang dipikirkan atau yang sedang
diinginkan dan diperlukan. Dengan cara ini, pakaian yang dipakai diciptakan
melalui pikirannya, kemauan dalam pikirannya sendiri dapat menciptakan sesuatu yang
diinginkan, cara menciptakan ini menjadi salah satu dan kebahagiaannya, jika
barang yang diinginkan tidak diperlukan lagi maka barang tersebut akan lenyap,
percakapan diantara para roh dilakukan melalui jalan pikirannya, cara berpikir
dalam daerah halus merupakan latihan yang berat seperti juga menguasai pikiran
sebagai manusia .
Tiap pikiran adalah bentuk di dunia halus disebabkan daerah halus adalah dunia
pikiran, sebagaimana seorang anak dibumi yang harus belajar bicara, maka tiap
roh halus yang berasal dari badan keduniawian harus belajar untuk menggunakan
pikirannya sebagai alat bicara.
Mereka juga harus belajar untuk melihat dengan baik, pada awalnya semua yang
mereka lihat tampak sebagai kabut, demikian pula pikirannya, pada awalnya pada
awalnya tampak semua sebagia kabur. Bila roh sudah biasa memersatukan
pikirannya untuk mewujudkan sesuatu maka bentuk tersebut terwujud, seperti zat
ether yang menebal. Berwujud nya pikiran disebabkan dikelilinginya buah pikiran
oleh aura jiwa. Demikian jug yang terjadi bila melihat sesuatu, roh perlu
melihat benda-benda berwujud, baik jarak jauh maupun pendek agar jiwanya dapat
dikelilingi oleh aura.
Roh halus makan minum sesuai dengan ketika mereka hidup dibumi, karena makanan
yang dimakan oleh roh-roh adalah makan yang ada dibumi. Jatuhnya buh yang belum
matang dari pohon atau matinya tumbuh-tumbuhan sebelum waktunya adalah karena
dimakan oleh roh halus.
Bila roh sudah mencapai daerah astral maka badannya dihidupkan oleh 7 unsur,
yang dilakukan oleh jiwa hanya mengambil pernafasan untuk mengambil magnet
astralnya. Dengan cra ini roh mengambil energi dan kekuatan untuk mewujudkan
buah pikirannya, bila roh halus dalam lingkungannya ingin bergerak maka buah
pikiran membentuk tempat yang dikehendaki, cukup dengan berpikir saja . Mereka
akan berpindah sesuai dengan kecepatan buah pikirannya. Daya cipta roh-roh ini
dapat berkembang sedemikian rupa sehingga dengan mewujudkan buah pikirannya
saja dapat memberi peringatan kepda seorang manusia di bumi. Merek juga dapat
mengirimkan buah pikirannya dan merasuk kepada orang yang hidup dibumu, roh
yang dimasa hidupnya pernah menjalankan pembunuhan, dengan buah pikirannya yang
keras dapat mewujudkan sejenak. Daya lihat roh jauh lebih tajam, lebih jauh
dari manusai dan dapat menembus barang-barang yang padat. Sebuah benda boleh
dikata dapat dilihat dari semua sudut, bagian dalamnya juga dapat kelihatan
dengan jelas seperti bagian luarnya, karena dari daerah astral dapat melihat
semua kejdian di bumi maka penglihatan jauh dari sebuah roh yang baru bangun
dari mati surinya akan mengalami kesukaran untuk mengerti apa yang dilihatnya.
Dengan beebrpa persyaratan, roh yang telah berkembang dengan pikirannya saja
dapat mewujudkan badan halusnya supaya tampak dalam sekejap. Hal ini dapat
dilakukan tanpa perantaraan, roh berubah menjadi manusia, dapat berbicara atau
menampakkan diri, mengeluarkan bunyi-bunyian atau membuat tulisan yang tampak.
Roh-roh dari kalangan yang lebih tinggi dapat mengadakan hubungan dengan
roh-roh dari kalangan rendah, akan tetapi sebaliknya roh dari kalangan yang
lebih rendah tidak dapat berhubungan dengan roh dari kalangan yang lebih
tinggi.
Untuk roh-roh yang berdiam dilingkungan kelima dan keenam, sulit untuk
mengunjungi lingkungan roh di bawahnya karena keringanan tubuhnya menyebabkan
sulit untuk turun, roh-roh yang tinggal dilingkungan yang ke 7, yang menuju ke
dunia kelangitan, tidak dapat lagi mengunjungi bumi karena lingkungan mereka
tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan bumi.
Karena ke 7 lingkungan hunian roh adalah pencerminan dari bumi maka keadaan
disana sama dengan yang di bumi, tiap lingkungan hunian dibagi sama sesuai
dengan bumi, yaitu dalam 5 bagian dimana 5 golongan bangsa berada. Tiap bagian
dibagi lagi kedalam beberapa Negara dan bahasa, seperti yang ada di bumi. Tiap
Negara mempunyai kota, desa dan kampong, seperti yang ada di bumi, dan tiap
tempat dibagi lagi ke dalam golongan sesuai dengan tingkat di masyarakat dan
kelompok keluarga, seperti di bumi. Cahaya di dunia astral lebih lembut
daripada di bumi, tidak menyebabkan dingin atau panas, disana juga tidak ada
perubahan suhu. Cahaya matahari yang dipantulkan ke dunai roh tidak membedakan
antara siang dan malam, tetapi memberika cahaya yang tidak menyilaukan
pandangan. Selanjutnya ditemukan didaerah astral gunung, bukit, laut, danau,
sungai, rawa, hutan, kebun dan lainnya, seperti di bumi sesuai bentuk dan
tempat di bumi.
Semua dipantulkan kembali, juga gedung,, rumah dan barang-barang, dibuat
seperti yang ada di bumi, disana juga terdpat “pantulan barang dan benda yang
pernah dibuat, namun sudah tidak ada dibumi. Pemerintahan terhadap 7 bola atau
lingkungannya ditugaskan kepada roh tertinggi yang berasal dari daerah “arupa”,
sedangkan pengawasan terhadap kelompok-kelompok dari roh halus akan dilakukan
oleh para roh tertinggi dari jenis yang sama, seperti roh-roh yang ada. Roh
tertinggi ini memberi pelajaran terhadap roh-roh halus pada waktu tertentu dan
juga menentukan kelahiran kembali dari roh.
(13) Keadaaan di Swarga
Seseorang yang meninggal pada hari
ke tujuh setelah kematiannya , ada yang rohnya dalam keadaan Moksha, terbebas
dari nafsu, kemauan dan keinginan dan memungkinkan roh dan badan halusnya
berada pada lingkungan bola ke tujuh dalam alam roh, dan ini merupakan
lingkungan peralihan ke kelangitan pertama.
Setelah melewati waktu persiapan
selama 33 hari, yaitu 40 hari matinya badan kasar, badan halusnya akan binasa.
Roh bersama-sama badan kerohaniannya akan tiba di daerah sejenis bumi yang
terletak di lapisan pertama dan disanalah mereka menjadi roh tertinggi atau roh
kahayangan. Berdasar kecakapannya, mereka akan diberi tugas untuk membantu
mengatur alam semesta dan diangkat lagi ke lapisan yang lebih tinggi
berdasarkan tingkat kecakapannya. Semuanya akan diatur oleh hukum alam yang
tetap dimana roh kahayangan, seperti juga roh yang berada dialam roh yang akan
menempatkan diri sesuai dengan kecakapannya, mereka akan di tempatkan di area tujuh
bagian kelangitan, penempatannya ditentukan oleh keberadaannya ketika berada
dialam roh saat dilingkungan bumi .
Karena dialam nyata manusia
diciptakan untuk meemrintah bangsanya sendiri didunia, roh halus di kelangitan
juga seperti itu. Roh kahayangan . yang dengan maksud tertentu menampakkan diri
di alam nyata, penampakannya hanya di tujukan kepada manusia satu jenis ras
atau suku, atau bangsa yang sama. Mereka juga berbicara sesuai daerah asal atau
bangsa ketika mereka hidup sebagai manusia dialam nyata, dengan demikian, roh
leluhur pelindung kita berasal dari bangsa diri kita juga. Tiap bagian kelompok
benda yang kita lihat menyerupai “seseorang yang berdiri”. Tatanan ditiap
bagian langit akan sama diseluruh alam semesta , langit dibagi menjadi tujuh
bagian dimana masing-masing bagian dihuni oleh roh kahayangan yang sesuai
dengan sifat ketika mereka masih hidup sebagai manusia.
Kelompok tersebut adalah :
- Yang mengutamakan ilmu dan kebijaksanaan
- Yang mengutamakan kemampuan tertentu
- Yang mengutamakan kebaikan dan sifat-sifat yang berrtautan dengannya
- Yang mengutamakan kejujuran dan yang berkaitan dengannya
- Yang mengutamakan keterbukaan dan yang berkaitan dengannya
- Yang mengutamakan keadilan dan yang berkaitan dengannya
- Yang mengutamakan hubungan yang jujur dan kesetiaaan dalam perkawinan
Cara hidup roh dikelangitan akan
menyamakan dengan tata cara kehidupan di bumi. Tiap manusia dibumi mempunyai
lingkungan pekerjaan masing-masing, bedanya adalah bahwa didunia kelangitan ia
tidak akan menemui kesukaran, roh kahayangan mampu mengerjakan segala hal
kebaikan yang diinginkannya. Pandangan, pendengaran, dan perasaan mereka lebih
baik daripada roh yang berada didalam daerah astral, gerakan mereka juga lebih
bebas dan tidak ada yang mengulanginya, jarak yang jauh dapat ditempuh dalam
beberapa detik saja.
Tata cara kehidupan didaerah asteral juga sama dengan keadaan di daerah
kelangitan, meskipun demikian, di daerah kelangitan segalanya lebih
menyenangkan dan lebih mudah. Karena roh kahayangan telah menanggalkan sifat
kebinatangannya maka ia telah menjadi makhluk lain. Pikiran dan tindakannya
hanya berdasarkan kebenaran dan kebaikan. Semua sifat yang terkait dengan
keburukan telah ditiadakan karena roh kahayanga hanya di selimuti oleh badan
jiwa kerohaniannya. Sedangkan jiwa kerohanian nya terdiri atas segala kekuatan,
kekuasaan dan kemampuan yang terdapat di langit dan akan membantu roh dalam
melakukan tugaznya. Keadaan kelangitan terdiri dari kenikmatan dan kesenangan,
para roh sesuai sifat dirinya ditempatkan oleh pimpinan roh kahayangan sesuai
daerah penugasannya, disini ia akan berbuat kebaikan demi kebaikan bagi
manusia, binatang dan tumbuhan. Dalam skala yang kecil, kenikmatan yang sama
terdapat dibumi, bedanya adalah bahwa untuk mencapainya untuk dibumi harus
dengan mengalahkan kesukaran yang besar dan pengorbanan, di kelangitan untuk
melakukan kebaikan sangatlah mudah.
Karena roh kahayangan didunia kelangitan telah menanggalkan secara keseluruhan
“nafsu kesenangan, dan keinginannya”, mereka hanya mengenal “kejujuran,
keterbukaan, kebajikan dan cinta”, di dunia kelangitan, keadaanya ideal, yaitu
bebas dari kebencian, iri hati, kecemburuan dan sifat buruk lainnya. Roh yang
baru tiba di dunia kelangitan aan disatukan dengan “kembaran jiwa atau
jodohnya”, bila jodohnya sudah berada disana. Bial belum ada, ia akan menunggu
kedatangannya, bisa dibayangkan kebahagian roh di kahayangan ini. Perkawinan di
dunia kelangitan bukan merupakan pertemuan badaniah, melainkan pertemuan cinta
abadi dunia kelangitan. Cinta dalam perkawinan di dunia kelangitan dapat
disamakan dengan kepuasan yang di dapat oleh manusia semasa hidupnya. Bagi yang
menikah di dunia kelangitan akan bertempat tinggal dirumah-rumah yang letaknya
tersendiri, dan kadang juga di kelilingi oleh keluarga terdekatnya. Pasangan di
dunia kelangitan belum tentu sama dengan pasangan nya sewaktu masih menjadi
manusia di bumi, akan tetapi bisa juga pasangannya adalah roh dari pasangannya
ketika menjadi manusia di bumi apabila ketika di bumi sudah menemukan “kembaran
jiwanya”. Meskipun demikian jarang sekali terjadi satu perkawinan yang sempurna
di bumi.
Sifat yang sama seperti dibumi terdapat pada bayangannya yang terletak di kaki
kiri tingkat langit pertama, disana terdapat suatu bayangan bumi yang sama
dengan apa yang terdapat di bumi kita ini. Di daerah langit pertama
terdapat planet-planet yang tidak terhitung banyaknya, akan tetapi keadaannya
lebih baik dari bayangannya yang ada di bumi. Semakin tinggi tingkat kelangitan
semakin baik, kelangitan kedua merupakan tempat yang lebih baik lagi bagi
kelahiran kembali roh kahayangan, tiap peralihan dari dunia nyata ke dunia
kelangitan atau sebaliknya, terjadi melalui proses kematian yang tunduk pada
hukum yang sama, seperti yang ada di bumi. Pada tahap peralihan ke dunia yang
nyata, roh yang baik akan dilahirkan kembali dan diberi kesempatan untuk
menambah kemampuannya, keadaan diplanet-planet diman roh yang baik akan
dilahirkan kembali, tidak berbeda banyak dengan apa yang terdapat di daerah
kelangitan,.
Planet-planet kelangitan merupakan surga bila dibandingkan dengan apa yang ada
dibumi kita ini. Cara pengaturannya pemerintahan dari tujuh buah kelangitan
ditugaskan pada roh utama, yang dinamakan “ penguasa kelangitan”. Penguasa ini
bertempat tinggal di daerah kelangitan yang keenam. Pekerjaannya di Bantu oleh
dua roh kahayangan yang berpangkat lebih rendah dan yang menguasai daerah “
arupa” dan daerah “rupa”. Sedangkan tiap daerah kelangitan dan tiap benda
langit di suatu daerah kelangitan dipimpin lagi oleh “ roh kahayangan
utama” lainnya. Roh kahayangan ini memimpin juga daerah kelangitan di samping “
Yang maha Kuasa”. Sang maha Kuasa berada pada tiap benda langit di daerah
“astral”, dan daerah “ nyata” di wakili oleh roh-roh kelangitan utama serta
berjuta-juta roh lainnya. Pemerintahan ini begitu sempurnanya sehingga “ Yang
Maha Kuasa” terwakili juga di benda yang sekecil-kecilnya sampai di dalamnya
diri seorang “manusia”.
Seperti digambarkan dalam tiga bab terakhir ( kelahiran kembali), manusia naik
dari batu hingga menjadi roh kelangitan utama, ketika menjadi manusia,
seseorang menghadapi begitu banyak kesulitan, meski demikian kesulitan itu
terbilang kecil dibandingkan dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Hidup
sebagai manusia sangat pendek apabila dibandingkan hidup “roh”, kehidupan
sebagai manusia hanya satu langkah apabila dibandingkan kita melihat perjalanan
panjang ini. Bagi manusia yang hidup wajar, orang yang meninggal karena
sakit atau usia lanjut adalah tidur secara perlahan, dengan demikian kematian
bukanlah sesuatu yasng perlu ditakuti. Kematian bisa jadi merupakan akhir dari
penderitaaan panjang di bumi, meskipun perpisahan dengan keluarga melalui
kematian sangat berat, masih ada harapan untuk bertemu kembali di alam fana
atau di kehidupan lain yang baru.
( 14) Roh Halus yang berasal dari
Alam
Selain roh-roh yang berasal dari manusia, di bumi juga terdapat roh-roh halus
alam yang tidak kelihatan. Mereka bukan berasal dari roh manusia, melainkan
merupakan makhluk halus dari tujuh unsur alam. Lima unsur diantaranya telah
ditampakkan, dua lainnya tidak ditampakkan. Tjuh unsur ini berasal dari
kekuatan “Ketuhanan” berikut kekuasaannya dan kemampuanNya yang merupakan
“penyebab” (uphadi) dari terjadinya semua yang ada. Diantara lima unsur utama
tersebut adalah Ether, yang masuk dalam segala ruangan (akasha) yang ada. Ether
merupakan lapisan udara atas atau “udara ringan” yang menutupi atau menyelimuti
segala benda langit dan merupakan sumber dari semua yang ada. Makhluk halus
alam dari Ether adalah I’Vasu’. Kepala dari I’Vasu dinamakan Indra.
Empat unsur alam lainnya adalah bumi, air, udara dan api. Ini merupakan
kekuatan penerus dalam ala mini yang menyebabkan kehidupan dan pertumbuhan .
Makhluk halus dari unsur – unsur alam ini mengendalikan “unsur utama” yang
berada dalam diri manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bebatuan dan unsur
pertambangan. Unsu ini peka terhadap pikiran manusia dan dapat dipengaruhi oleh
getaran pikiran manusia, baik yang sengaja maupun tidak. Roh halus yang
dijadikan alat oleh pikiran dan kemauan manusia akan memiliki kekuatan maha
dahsyat.
Roh-roh halus yang berasal dari unsur bumi dinamakan Lyaksha, dari unsur air
dinamakan Apsara, dari unsur udara dinamakan Granduwa, dan dari api dinamakan
Salamadala. Kepala roh yang bersal dari unsur bumi dinamakan KshPti, dari air
dinamakan Waruna, dari udara dinamakan Pawana dan api dinamakan Agni, roh halus
tersebut memiliki jenis laki-laki atau perempuan.
Semua roh halus yang berasal dari unsur ala mini mempunyai bentuk tubuh manusia
meskipun melalui daya pikirannya mampu mengubah dirinya menjadi bentuk lain.
Makhluk-makhluk halus dan unsur yang berada di dunia halus disebut “ roh halus
alam” dan menempati dunia daerah astral dan daerah nyata, dan mempunyai 2400
tingkatan, sesuai dengan tingkatan zat alam yang menjadi sumbernya. Mereka
adalah “wahana“ yang menjadi sarana atau kendaraan makhluk halus tersebtu
juga memiliki 2400 tingkatan, dari segi jenis, di dunia ini terdapat 350.000
jenis roh halus alam. Roh tertinggi yang berada dalam alam mempunyai badan
kerohanian, sedangkan roh halus alam mempunyai badan halus. Roh halus yang
berada di daerah nyata mempunyai bentuk badan “etheris”. Untuk menampakkkan
diri kepada manusia dalam bentuk badan yang nyata, mereka tidak dapat
menggunakan zat tubuh manusia, mereka membentuk diri dengan pertolongan daya
pikirannnya, dan penampakan dirinya berbentuk ringan dan transparan. Mereka
tidak seperti jiwa manusia yang dengan menggunakan zat tubuhnya dapat
menampakkan dirinya dalam bentuk padat. Meskipun roh halus alam dapat berbicara
sesuai dengan daerah keberadaannya, mereka tidak dapat memasukkan diri dalam
pikiran atau ingatan dari manusia, jadi mereka dapat menampakkan dirinya seolah
jiwa dari manusia, namun tidak dapat menampakkan dirinya sebagai bentuk jelmaan
manusia. Meski mereka dapat berbicara dalam bahasa dari Negara dimana mereka
tinggal, mereka tidak mungkin untuk mengerti pikiran atayu niat dari roh yang
berasal dari manusia. Mungkin mereka dapat meniru rupa atau bentuk roh badan
manusia, namun tidak dapat menyerupai bentuk badan jelmaan roh manusia.
Di Naraka bagian bawah atau bumi, terdapat roh-roh alam yang perkembanganntya
dapat disamakan dengan binatang-binatang yang mempunyai tingkat agak tinggi,
perkembangan dirinya akan meningkat cepat bila mereka meningkat lebih tinggi.
Roh halus alam yang berdiam di bumi atau naraka yang pertama dapat disamakan
perkembangannya dengan manusia dalam perkembangannya yang rendah. Roh-roh alam
halus yang berada dalam daerah astral perkembangannya lebih baik daripada roh
manusia yang ada disana. Hal yang sama juga berlaku bagi roh halus alam yang
berada di daerah halus.
Perkembangan dari roh-roh halus alam ternyata garisnya lebih pendek, namun
sukar dibandingkan roh-roh halus manusia. Hubungan antara roh-roh halus alam
dan roh-roh halus manusia yang berada di naraka tingkat tujuh, keenam dan
kelima sangat buruk. Mereka selalu bermusuhan, karena roh-roh halus alam dapat
mempunyai kekuatan yang maha dahsyat, roh-roh halus manusia yang berada di
daerah ini menjadi sangat menderita. Di Naraka yang keempat, ketiga dan
kedua hubungannya lebih baik, namun tidak bersahabat, di bumi atau naraka
tingkat pertama, roh-roh halus alam ini takut terhadap manusia. Roh-roh halus
ala mini dapat menipunya namun tidak berbuat jahat, mereka mengganggu manusia
karena itulah dinamakan “setan” dan ditakuti oleh manusia. Di dunia roh halus,
hubungan antara roh manusia dan roh alam cukup baik, meski cara hidupnya mereka
berbeda, mereka tetap saling menolong. “Dilangit, mereka saling menduduki
jabatan yang penting-penting, perbedaannya, dalam lingkungan pekerjaan makhluk
halus yang berasal dari alam dan roh-roh yang berasal dari manusia di daerah
kelangitan adalah yang berasal dari alam adalah merupakan pemelihara dari
daerah kelangitan, sedangkan roh-roh yang berasal dari manusia memegang
pemerintahan di daerah ini”.
Sifat “tbuh” roh halus dari alam tidak dapat dirusak dan tidak dapat sakit atau
mengalami penderitaan, karena masing-masing dari roh halus alam mempunyai
lingkungan tugas tersendiri maka mereka tidak bersaing satu sama lain.
Disebabkan badan halusnya, roh halus alam dapat berdiam di bumi tanpa halangan,
mereka juga dapat bergerak amat cepat diudara, dan di daerah keduniawian
menghidupkan dan memperkuat dirinya dengan bernafas dan menghisap zat etheris
yang tersedia, mereka juga menyukai bau harum bunga tetapi mereka tidak
menyukai beberapa bau manusia, oleh karena itu mereka menghindari tinggal di
daerah tempat tinggal manusia. Mreka punya warna tersendiri yang menandakan
tingkatan dan jenisnya, karena itulah mereka hidup berkelompok sesuai dengan
warnanya, mereka juga mematuhi mantra yang dapat menghasilkan warna sesuai
kelompoknya.
Perkembangan roh-roh halus ala mini dapat melampaui perkembanga tumbuhan,
binatang ataupun manusi, umur mereka juga tidak lebih panjang dari umur
manusia, namun mendekati umur manusia rata-rata, bila mati, setelah melalui
proses pembusukan, badan halus mereka kembali ke daerah astra untuk kemudian
melalui inkarnasi dilahirkan kembali sebagai roh halus alam di dalam badan
etheris, meski demikian , proses kelahiran kembali mereka tidak seperti proses kelahiran
kembali manusia yang dilahirkan melalui ibunya. Ada beberapa roh alam yang
berinkarnasi dalam tubuh seseorang ana k manusia yang hendak meninggal, ketika
jiwa sang anak meninggalkan tubuhnya, roh halus alam segera memasukinya dalam
kelahirannya kembali , biasanya dengan bantuan mantra anak yang hendak
meninggal diisi oleh roh alam, anak tersebut tidak jadi mati tetapi akan
mempunyai kebiasaan dan perbuatan yang berbeda dari sebelumnya, anak-anak
demikian juga disebut “ anak peralihan”. Para pendeta atau ulama biasanya
memiliki kemampuan untuk memanggil roh halus alam dan mengisi tubuh anak yang
kehilangan jiwanya.
Dukun yang menjalani ilmu hitam dapat meminta pertolongan roh halus dengan
mengucapkan beberapa mantra, akan tetapi cara demikian ini berbahaya bagi si
dukun, karena dapat menimbulkan permusuhan dan mungkin juga pembalasannya,
meski tidak berkemampuan untuk mempengaruhi kemauan manusia, roh-roh halus alam
mempunyai kemampuan lain yang dapat mengalihkan pandangan atau penglihatan,
manusia yang dipengaruhi akan melihat atau merasakan sesuatu hal lain dari
biasanya, pemanfaatan lainnya yaitu dilakukan “fakir” yang membuat pertunjukan
aneh-aneh yang tidak dapat dipahami oleh manusia biasa.
(15) Kelahiran Kembali
Di dalam bab badan halus di
ceritakan bahwa sebelum dapat pindah dari bumi ke kelangitan pertama, jiwa
harus berada dalamkeadaan Moksha, yaitu bebas dari nafsu, kesenangan dan
keinginan. Sedangkan dalam bab Kekuatan Kemauan di terangkan bila manusia
meninggal dengan karma Kriyaman, yaitu karma yang dimana akibatnya akan terasa
dalam penghidupan kemudian dari manusia maka roh terpaksa akan dilahirkan
kembali untuk menanggung akibat dari karmayang pernah dilakukan. Manusia yang
meninggal dengan karma Kriyaman, ia tidak dapat Moksha. Roh akan selalu
dilahirkan dan berada di bumi hingga akhirnya ia akan meninggal sebagai manusia
dengan karma yang sesuai, jadi kelahiran kembali adalah akibat dari hukum
karma, sedangkan kemampuan dan kepintarannya sebagai manusia dapat dimanfaatkan
menhilangkan akibat buruk dari karma.
Selama hidup di dunia, manusia memperoleh pengalaman dan pengetahuan, setelah
kematiannya, pemikiran dan kemauan yang rendah ( mengandung sifat kebinatangan)
akan dibersihkan oleh rohnya, dan dalam proses ini maka kemampuan dan
pengalaman pemikiran kebinatangannya akan diubah menjadi cara berpikir yang
lebih tinggi dari roh kerohaniaannya. Dalam proses peralihan roh (jiwa)
kerohanian, roh kebinatangan yang ada ditakdirkan dibawa ke dunia kelangitan
dan secara perlahan musnah disana. Akhirnya, jiwa kebinatangan dan pemikirannya
akan hilang sebagai bayangan. Dalam peralihan ini, kemampuan dan pengalaman
diabadikan dan tidak akan hilang, peralihan ini berjalan dengan mengikuti hukum
Antahkarana, yaitu jalan yang dapat digambarkan sebagai antara pemikiran tinggi
dan pemikiran yang lebih rendah atau zat yang menghubungkan keduanya.
Setelah peralihan terjadi, semua roh memiliki keinginan kuat untuk menebus
dosa-dosanya dimasa lalu, keinginan ini memungkinkan pemikiran dan kemauan
dalam badan yang baru untuk tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti dalam
kehidupan sebelumnya, roh yang dalam keadaan demikian disebut dalam keadaan
Trihna atau Tahna, yaitu kekuatan keinginan dari “perasaan yang lalu” Dalam proses
peralihan dari daerah astral ke dunia nyata, berlaku hukum Upadana, sebelum
masuk dunia nyata, roh akan di selubungi oleh badan halus baru yang lebih baik
dari badan halus sebelumnya, pengalaman dan kemampuan masa lalu masih menyertai
badan halus baru ini sebagai dasar untuk membangun kemampuan dan pemikiran yang
lebih baik, oleh karena itu, tidak heran jika anak-anak sering memiliki
kemampuan yang mengherankan orang dewasa.
Bagaimana roh diselubungi dengan badan kasar yang baru ? adalah Upadana atau
“keinginan yang keras” yang menimbulkan keinginan atau Issha yang bisa
menimbulkan Bhawa atau “kekuatanKarmisch” yang menyertai tiap kehidupan baru
dan menghasilkan”zat” yang memberi bentuk. Oleh karena itu, roh yang
meninggalkan badannya disebabkan hanya karena keinginannya yang tak kunjung
padam akan menghasilkan wujud badaniah tertentu dalam kehidupan baru. Jadi
Upadana adalah daya cipta dari bhawa. Wujud-wujud seperti apa yang akan
terbentuk sangat tergantung dari karmanya, juga waktu kelahiran kembali manusia
disesuaikan dengan letak-letak planet dan tanda-tanda lainnya, sesuai dengan
sifatnya yang baru yang akan diperoleh manusia baru tersebut. Waktu kelahiran
kembali akan berjalan mengikuti hukum yang pasti, tepat pada waktunya, dan tidak
akan lebih awal atau lebih lambat.
Bila hukum dari Antahkarana memperbaiki manusia dalam kelahiran barunya, hukum
karma menempatkan manusia baru pada lingkungan yang sesuai dengan kehidupan
masa lalunya. Kehidupan masa lalu juga yang membentuk sifat dan tabiat manusia
baru tersebut, dalam kehidupan yang sekarang, manusia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dirinya dengan perkembangan dan perbaikan dari sifatnya. Kelahiran
kembali memberi kesempatan pada manusia jahat untuk mempebaiki dan menjalankan
kehidupan yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya, dan bila manusia baru ini
tidak memperbaiki tabiatnya maka ia akan menjadi manusia “kalah”. Manusia yang
yang pada masa kehidupan sebelumnya menjalankan kehidupan yang baik, pad
kelahirannya kembali selain dapat menikmati kemampuan dan kepintaran yang
didapat di masa kehidupan lalunya, juga akan menikmati akibat dari masa sifat
baiknya.
Hukum Antahkarana selain memberikan ingatan yang tetap pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sebelumnya, juga mendorong perkembangan sifat dan
kemampuan baik lainnya. Berdasarkan hukum tersebut, manusia yang dilahirkan
kembali tidak akan ingat lagi pengalaman dan pengetahuan yang tidak dapat
menolongnya dalam kehidupan baru selanjutnya, hukum ini menolong manusia karena
bila masih ingat masa lalunya maka manusia akan saling kenal pada masa
kehidupan yang sekarang. Kalau orang saling kenal pada kehidupan masa
lalunya maka seseoraqng penjahat yang dilahirkan kembali akan selalu
dikucilkan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.
Hukum keterkaitan Abadi
Hukum-hukum diatas bila dirangkum
menjadi satu akan merupakan “satu hukum” lagi yaitu hukum “keterkaitan abadi”.
Ini menjelaskan bahwa manusia diberi kesempatan untuk dilahirkan kembali
berkali-kali sehingga akhirnya menjadi manusia yang sempurna dslam segi
pengetahuan, kemampuan, pengenalan diri, kebaikan, ataupun kearifan. Setelah
kesempurnaan terca[ai maka hukum ini tidak akan berlaku lagi, dalam kedaan
demikian, akhirnya manusia setelah kematiaan, astralnya akan dihidupkan kembali
di bagian bumi yang terletak di langit pertama yang memang sesuai baginya.
Setelah manusia dapat mencapai keadaan ini, perbedaannya, yang satu lebih cepat
dari yang lain karena manus8ia di dunia bebas menentukan sendiri perjalanan
hidupnya, perbedaan yang besar dari bakat peradaban dan kemampuan dari manuisa
telah menunjukkan pada penghidupan masal lalu disebabkan oleh proses
perkembangan yang terjadi.
Keadaan nasib manusia yang berbeda dimana ada kehidupan yang sejahtera dan ada
yang sengsara, tidak bisa dilihat sebagai ketidakadilan”Tuhan”. Kondisi ini
harus dilihat sebagai proses perkembangan manusia untuk menjadi manusia yang
sempurna. Bukankah Tuhan memiliki sifat yang “Maha Tinggi” dan “Maha
Mengetahui” dari “ kejujuran”, “kebaikan”, dan “kecintaan”? Bagi mereka yang
telah mencapai perkembanga yang tinggi dalam kehidupannya, hidup rohaniahnya
makin lama makinsempurna karena dalam dunia halus telah mencapai tingkat yang
lebih tinggi.
Untuk sa,pai ke tingkat Moksha, manusia sudah harus dapat menyelesaikan
kewajibannya di dunia dan meninggal dengan karma yang sudah diselesaikan.
BIlamana manusia masih ada keinginan material atau masih ada nafsu dan kemauan
untuk memuaskannya, ia tidak bisa Moksha dan masih terikat hukum karma, Bila
Moksha dilakukan dengan kemauan yang mantap maka ia akan berhasil. Untuk
mengakhiri karma tidak hanya diperlukan pengenalan diri yang sempurna, tetapi
jua menjaga untuk tidak menimbulkannnya lagi dengan yang baru, kejahatan harus
dibalas kebaikan, juga menjaga segala tindakan agar didasarkan pada “cinta”,
“sayang”, “ dan “kebaikan” pada sesama, juga harus menjaga dari sikap sedih dan
duka cita. .
Bila dalam perkembangannya dapat mencapai tingkat tersebut maka” ketidakpuasan”
yang merupakan sumber dari kejahatan akan hilang, maka begitu ketidakpuasan
hilang maka perasaan tenag dan tujuannya tercapai dan dengan tercapainya tujuan
maka berakhirlah Kannanya dan mencapai tingkat Samana yaitu manusia sempurna.
Komentar